Taliban Nyatakan Musik Haram, Dua Hari Lagi Afghanistan Jadi Negeri yang Sunyi

- 30 Agustus 2021, 14:40 WIB
Musisi folk Afghanistan, Fawad Andarabi.
Musisi folk Afghanistan, Fawad Andarabi. /Twitter/@andarabi/

GALAMEDIA - Penguasa Taliban mengumumkan musik akan dilarang di Afghanistan dan perempuan wajib ditemani pendamping laki-laki muhrim untuk bekerja atau melakukan perjalanan.

Dalam wawancara dengan New York Times, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan, meskipun perempuan diizinkan bekerja dan sekolah atau ke rumah sakit, mereka wajib melakukannya bersama pendamping laki-laki jika berniat melakukannya beberapa hari berturut-turut.

Baca Juga: Angka Kematian Masih Tinggi, Syarief Hasan: Perbanyak Testing Covid-1

Dikutip Galamedia dari DailyMail, belum lama ini, musik pun akan dilarang di seantero negeri.

Dengan batas waktu penarikan pasukan terakhir AS besok, maka kemungkinan aturan baru diterapkan per September.

“Musik dilarang dalam Islam.. Kami berharap bisa membujuk orang-orang untuk tidak melakukan hal seperti itu, tapi tidak dengan menekan mereka,” kata Mujahid.

Ia juga memastikan akan ada sejumlah hal yang berbeda di bawah pemerintahan Taliban saat ini dibanding rezim sebelumnya.

Baca Juga: Termakan Info Hoax Belasan Bonek Datangi Stadion Wibawa Mukti Bekasi, Liga 1 Terancam Bubar?

“Kami ingin membangun masa depan dan melupakan apa yang terjadi di masa lalu,” katanya.

Ia menolak laporan bahwa Taliban telah melakukan pembalasan terhadap mereka yang menentang dan mencoba menerapkan kembali pembatasan keras pada wanita seperti tahun 1996.

Dia menegaskan Taliban akan mengizinkan wanita kembali bekerja selama aurat tertutup.

Dikatakannya, kekhawatiran akan represi Taliban terhadap wanita dengan memerintahkan mereka tetap tinggal di rumah atau menutupi wajah sangat tidak berdasar.

Baca Juga: Tanggapi Somasi dari Luhut Binsar Pandjaitan, Mardani Ali Sera: Etikanya Tidak Sesuai dengan Konstitusi

Selama masa kekuasaan Taliban dua dekade lalu, wanita Afghanistan hanya bisa meninggalkan rumah dengan burqa, penutup kepala dan seluruh tubuh yang  hanya menyisakan kain jala di bagian mata.

Dia juga mengatakan wanita yang memiliki dokumen perjalanan lengkap bisa melakukan perjalanan ke luar negeri. Taliban menyebut tidak akan memburu mantan penerjemah atau siapa pun yang bekerja sama dengan militer Amerika.

"Tapi mereka seharusnya tidak ikut campur di negara kita dan mengambil sumber daya manusia kita seperti dokter, profesor, dan lainnya yang kita butuhkan di sini," kata Mujahid.

Baca Juga: 5 Artis Indonesia yang Pernah Membangun Masjid, Salah Satunya Pevita Pearce

Ia mengklaim, “Di Amerika, mereka mungkin hanya akan menjadi pencuci piring atau juru masak. Itu tidak manusiawi.”

Namun, katanya, dia masih berharap  Taliban dapat membangun hubungan baik dengan komunitas internasional.

Dikatakan mereka telah bekerja sama dengan para pemimpin internasional dalam isu-isu seperti kontraterorisme, pemberantasan opium dan pengurangan pengungsi ke Barat.

Baca Juga: Arya Saloka dan Putri Anne Kompak Unggah Tulisan Ini ke Instagram, Ada Apa Ya?

Sehari sebelumnya pada konferensi pers Mujahid menegaskan wanita harus tetap di rumah 'sampai ada prosedur baru'. Taliban juga melatih pasukannya untuk tidak melecehkan wanita.

"Kami khawatir pasukan kami, yang baru dan belum terlatih dengan baik, mungkin akan menganiaya perempuan," katanya.

“Kami tidak ingin pasukan kami, Tuhan melarangnya, menyakiti atau melecehkan wanita.”

Sementara itu, katanya, gaji perempuan akan dibayarkan di rumah.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x