GALAMEDIA - Pakar Klaim Asuransi, Iswanto Lim berang karena Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkesan kompak 'membunuh' Vaksin Nusantara.
"Bagaimana mungkin BPOM dan Kemenkes kompak bersifat autologous, tak bisa dikomersialkan dan tidak bisa diedarkan secara massal, dan diungkapkan ke publik. Gila! Ini pernyataan luar biasa," ujarnya dalam tayangan video YouTube berjudul 'VAKSIN NUSANTARA, kontroversi tidak bisa dikembangkan massal, BPOM KEMENKES melihat dari sudut mana?' pada kanal Konsultan Klaim Asuransi dikutip Kamis, 2 September 2021.
Iswanto menilai komunikasi publik kedua lembaga tersebut terkesan tidak memiliki visi dan misi. Pasalnya, ia meyakini semua lembaga negara memiliki visi untuk memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Dan negara ini bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya.
"Nah ini yang membuat saya tak habis pikir, apakah BPOM dan Kemenkes tak punya visi dan misi ini," ujarnya.
Baca Juga: Kemenkes Klaim Vaksin Terbaik di Dunia Tersedia di Indonesia
Untuk sebuah proyek Vaksin Nusantara --yang diprakarasi Terawan Agus Putranto--, yang bisa mempengaruhi hidup orang banyak dan bisa membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional, lanjut dia, bisa-bisa kedua lembaga tersebut berprilaku seperti itu.
"Pernyataan tak bisa dikomersialkan dan tak bisa dikembangkan secara massal ini jelas-jelas membunuh Vaksin Nusantara," ujarnya.
Ia pun mempertanyakan sudut pandang kedua lembaga kesehatan negara tersebut. "Apakah dari sudut pengembangannya ataukah sudut aplikasinya untuk semua manusia? Ini jelas-jelas komunikasi yang harus diluruskan," katanya.