Mundur dari Jabatan, Mantan Menteri di Afghanistan, Sayed Sadaat Kini Pilih Jadi Kurir di Jerman

- 3 September 2021, 14:32 WIB
Mantan menteri di Afghanistan, Sayed Sadaat yang kini bekerja jadi kurir pengantar barang di Jerman mengutarakan harapannya.
Mantan menteri di Afghanistan, Sayed Sadaat yang kini bekerja jadi kurir pengantar barang di Jerman mengutarakan harapannya. / REUTERS/Hannibal Hanschke/



GALAMEDIA - Beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan aksi mantan Menteri Komunikasi Afghanistan, Sayed Sadaat yang diketahui beralih profesi dari seorang politisi menjadi pengantar atau kurir makanan.

Sejak berhenti dari pekerjaan sebelumnya di pemerintahan Afghanistan, Sayed Sadaat pindah ke Jerman dan kini bekerja di Kota Leipzig.

Meskipun mendapatkan banyak kritik dari para pengamat di Afghanistan, Sayed Sadaat mengaku tidak sedikitpun khawatir dengan pekerjaan barunya.

"Saya tidak merasa malu sama sekali dalam pekerjaan ini. Pekerjaan adalah pekerjaan," katanya.

Baca Juga: Sertifikat Vaksinasi Jokowi Bocor di Twitter, Sudah Terima Vaksin Ketiga?

"Putra saya bahagia, dan saya tidak punya alasan untuk merasa bersalah. Ini adalah pekerjaan biasa," ujarnya.

Menurutnya, para mantan pejabat Afghanistan lain pun sebaiknya bekerja di ruang publik daripada terus bersembunyi.

Dilansir Galamedia dari Mothership, Sayed Sadaat menjabat sebagai Menteri Komunikasi selama dua tahun sejak tahun 2016 hingga 2018.

Ia mundur dari jabatannya dengan alasan korupsi di pemerintahan mantan presiden Ashraf Ghani.

"Tuntutan mereka hanya untuk keuntungan pribadi, saya ingin uang untuk proyek-proyek pemerintah dilaksanakan dengan baik," tuturnya.

Baca Juga: 4 Negara yang Berikan Gaji untuk Pengangguran, Nomor 3 Negara Kecil Tapi Beri Gajinya Rp9 Juta Per Bulan

"Saya tidak bisa memenuhi tuntutan mereka yang mencoba mendorong saya, menekan saya dari sisi presiden," sambungnya.

Ia kemudian meninggalkan negaranya pada Desember 2020 dengan membawa gelar dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi.

Sayed Sadaat pindah ke Jerman di tengah situasi keamanan Afghanistan yang mulai memburuk.

Ia memilih Jerman lantaran menilai prospek bidang studi di negara Eropa tersebut bagus.

Namun, selama ini ia kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan pengalaman dan keahliannya karena keterbatasan penguasaan bahasa Jerman.

Baca Juga: Semprot Jusuf Kalla, Ferdinand Hutahaean: Yang Diperangi Taliban Itu Pemerintahan yang Sah!

Karenanya, Sayed Sadaat mengambil kelas Bahasa Jerman selama empat jam per hari di sebuah sekolah bahasa.

Hal tersebut dilakukan di tengah-tengah pekerjaannya mengantar makanan menggunakan sepeda dalam shift malam selama enam jam.

Dari pekerjaannya mengantar makanan itu, Sayed Sadaat memperoleh upah sebesar 15 euro yang setara dengan Rp 253 ribu per jamnya.

Upah itu cukup untuk membiayai hidupnya, termasuk sewa tempat tinggal sebesar 420 euro atau Rp 7,1 juta per bulan.

Baca Juga: Sampaikan Efek Samping Usai Vaksin Covid-19, IDI: Itu Lumrah, Tapi Jika Lebih dari 3 Hari Maka…

Meskipun pengalamannya meninggalkan Afghanistan berbeda dengan mereka yang pergi baru-baru ini, Sayed Sadaat telah menawarkan bantuan bagi para pengungsi.

Ia telah mengajukan kesediaannya untuk membantu pemerintah Jerman mengevakuasi sekira empat ribu warga Afghanistan.

"Saya bisa memberi saran pada pemerintah Jerman tentang Afghanistan sehingga rakyat Afghanistan bisa dibantu," terang Sayed Sadaat.

"Karena saya mencerminkan gambaran yang sebenarnya di sana," jelasnya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x