Moeldoko Beruntung Bukan Orang Jepang, Politisi Demokrat: Rayakan Ulang Tahun Partai Malah Dibubarkan Polisi

- 10 September 2021, 21:36 WIB
Moeldoko.
Moeldoko. /KSP/

GALAMEDIA - Politisi Demokrat Soeyoto menilai Kepala Staf Presiden RI Moeldoko sangat beruntung karena bukan orang Jepang.

Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter @soeyoto1 dikutip GALAMEDIA, Jumat malam, 10 September 2021.

Soeyoto menilai Moeldoko telah mempermalukan dirinya sendiri dengan berbagai upayanya terkait Partai Demokrat.

Ia pun mempertanyakan apakah tindak-tanduk Moeldoko tersebut tidak membuat Presiden Joko Widodo malu.

"Apa yang begini tidak Mempermalukan Presiden?," cuitnya.

Baca Juga: Ogah Hengkang, Rocky Gerung Gugat Balik PT Sentul City Rp1 Triliun plus Rp1

Ia pun mengungkapkan tindak tanduk yang membuat Moeldoko malu. Pertama, ia telah mengklaim sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Padahal secara hukum kini masih dipegang Agus Harimurti Yudhoyono.

Kedua, saat KSP memperingati Ulang Tahun Partai Demokrat justru malah dibubarkan polisi.

"KSP (Kepala Staff Presiden) mengaku Ketum mengadakan Peringatan Ulang tahun Dibubarkan Polisi," ujarnya.

Menurutnya, hal itu tentunya membuat Moeldoko sangat malu karena kini ia mejabat sebagai orang terdekat presiden.

"Malunya kan sudah luar biasa. Hadeeh... untung bukan Orang Jepang," katanya.

Sementara itu atribut yang dipasang oleh kubu Moeldoko untuk acara HUT ke-20 Partai Demokrat ahirnya diturunkan pihak kepolisian.

Baca Juga: Jemput Bola Vaksinasi, Kodam III Siliwangi Lakukan Vaksinasi Massal di Ponpes Nurul Huda

Polres Tangerang Selatan mengaku belum menerima surat pemberitahuan perayaan HUT Demokrat yang disebut akan digelar kubu Moeldoko di Hotel JHL, Gading Serpong, Tangerang Selatan, Jumat, 10 September 2021.

“Terkait pemberitahuan di Polres Tangsel belum ada, saya cek ke intel tidak ada epmberitahuan,” ungkap Kabag Ops Polres Tangsel AKP Edi Purwanto.

Dia menegaskan, saat ini Kasat Intel Polres Tangsel dan Kapolsek Kelapa Dua sudah berada di sekitar lokasi perayaan HUT ke-20 Partai Demokrat yang digelar kubu Moeldoko.

“Memang tadi ada pemasangan atribut-atribut, sekarang petugas sedang menurunkan atribut-atribut itu, dengan harapan agar tidak mengundang dari pihak lawan,” ucapnya.

Seperti diketahui, kubu Moeldoko membuat acara HUT ke-20 Partai Demokrat di Hotel JHL Solitaire Gading Serpong, Tangerang Selatan, Jumat malam. Hal itu mereka ketahui dari beredarnya surat undangan beberapa hari terakhir.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan hal tersebut sudah sangat memalukan.

Baca Juga: Harta Kekayaan Luhut Binsar Panjaitan Naik 67 Miliar Selama Pandemi Covid-19 Terjadi, Total 745 Miliar    

“Hal ini sungguh memalukan, gerombolan KSP Moeldoko yang diduga akan menyelenggarakan acara HUT illegal di Banten, masih saja berani mengatasnamakan Partai Demokrat,” katanya.

Herzaky menambahkan bahwa modus mencatut nama senior dan pendiri partai masih saja mereka lakukan. Berita undangan ini justru diketahui DPP Partai Demokrat dari pihak Prof. Budi (Mantan Ketua Umum Partai Demokrat) yang merasa tidak nyaman karena namanya dicatut oleh mereka yang tidak bertanggungjawab.

“Justru pada acara puncak Dua Dekade Partai Demokrat 9 September malam tadi, Ketua Umum AHY telah memberikan Penghargaan ‘Pejuang Demokrat’ kepada 35 sesepuh dan senior Partai yang selama ini konsisten berjuang menjaga kehormatan dan kedaulatan Partai, di antaranya Prof. Subur Budhisantoso, Amir Syamsuddin, E.E Mangindaan, Wayan Sugiana, dan Denny Sultani Hasan,” jelasnya.

Menurut Herzaky, sikap memalukan dan tidak beretika ini terus menerus dipertontonkan pihak KSP Moeldoko.

Terbukti saat mereka memasukkan gugatan di Pengadilan TUN Jakarta, di mana tertera dalam gugatannya status pekerjaan sehari-hari Moeldoko adalah sebagai Ketua Umum Demokrat, bukan sebagai Kepala Staf Presiden (KSP).

“Seharusnya Moeldoko malu kepada Presiden Jokowi dan Rakyat Indonesia, dia tidak mengakui pekerjaan sebenarnya walaupun faktanya Negara telah menggaji dirinya sebagai KSP 7 tahun terakhir,” tutupnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x