Belum ditambah dari sisi impor ekspor dari China ke Indonesia.
Pada tahun 2004, impor China hanya berkisar 10 persen dan 10 tahun kemudian angka itu berkembang menjadi 17 persen.
“Untuk saat ini sepertinya sudah di atas 20 persen,” terang Widya.
Sementara, jika menilik dari total pembiyaan luar negeri dari Bank of China untuk seluruh proyek PLTU batubara yang ada di seluruh dunia semenjak perjanjian iklim Paris, itu mencapai 35 miliar dolar AS lebih.
“Setengahnya berarti lari ke Indonesia,” ungkapnya.
Auriga Nusantara mencatat total dana yang digelontorkan investor China untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia sekitar 17,1 miliar dolar AS.
Menurut data yang dimiliki Auriga Nusantara, China telah membangun 14 EPC PLTU dengan kapasitas 6307 Megawatt dari 43 PLTU di seluruh Indonesia yang dibiayai oleh Bank of China.
“Apa yang jadi permasalahan dari investasi China? Banyak pihak yang berkali-kali telah mengingatkan bahwa kita memang harus berhati-hati terhadap investasi China,” pungkasnya mengingatkan.***