Dianggap Cari Panggung di Tiap September, Gatot Nurmantyo: Cuma Itu yang Bisa Saya Lakukan

- 30 September 2021, 06:30 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo /Instagram @nurmantyo_gatot/

GALAMEDIA - Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo tidak ambil pusing dirinya dianggap mencari panggung setiap bulan September.

Namun ia mengaku kerap resah setiap bulan September ini karena adanya potensi ancaman Partai Komunis Indonesia (PKI) setiap bulan ini.

"Saya ini kan belajar sejarah. Saya ingat pemberontakan PKI di tahun 1948 dan tahun 1965 terjadi di bulan September," ungkapnya pada tayangan video YouTube berjudul 'KOMUNIS BANGKIT LAGI?? JENDERAL GATOT: SAYA MEMBERIKAN WARNING!' pada kanal KARNI ILYAS CLUB dikutip Galamedia, Kamis, 30 September 2021.

Meski dirinya telah pensiun, namun Gatot Nurmantyo mengaku masih terikat sumpah untuk mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memegang teguh Pancasila dan UUD 1945.

Dengan adanya indikasi kebangkitan PKI, lanjut dia, selayaknya ia memberikan peringatan kepada sesama anak bangsa.

Baca Juga: Nyaris Dihapus di 2020, Presiden Soeharto Ingatkan Kurangnya Mata Pelajaran Sejarah di Tingkat SD hingga SMP

"Saya memberikan warning kepada semuanya agar bersiap-siap menghadapi kemungkinan itu. Agar sejarah kelam itu, tidak terulang lagi di masa ini," ungkapnya.

Dikatakan, hilangnya Diorama di Markas Kostrad merupakan salah satu indikasi dari menyusupnya paham komunis di tubuh TNI.

Tak hanya itu, masih banyak indikasi lain mengenai adanya gerakan paham komunisme di Indonesia saat ini.

Disebutkan, hal itu diantaranya ada suatu kelompok agar TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 dihapuskan. Kemudian sejarah G30S PKI dihapuskan dari kurikulum.

"Untuk apa kan gitu," ujarnya.

Hal terbaru, lanjut dia, pelajaran agama bakal dihapus dari kurikulum. Meski setelah diproses, Menteri Pendidikan dan kebudayaan langsung menyampikan itu tidak terjadi.

Indikasi lainnya, Gatot pun mengungkapkan, ada kader partai yang disekolahkan ke Partai Komunis China. "Nah ini kan untuk apa," ujarnya.

Baca Juga: Viral! Pernyataan Presiden Soeharto 25 Tahun Lalu Menjadi Kenyataan: Hancur Bangsa Kita

Sehubungan hal itu, ia merasa berkewajiban untuk memberikan peringatan kepada pihak lain agar mewaspadai kemungkinan adanya gerakan komunis di Indonesia.

"Wajar saya memberikan warning. Karena berdasarkan sejarah pengalaman yang lalu," katanya.

"Saya ini pensiunan. Jadi cuma itu yang bisa saya lakukan," sambungnya.

Meski begitu, ia tak risau jika upayanya itu dianggap salah ataupun hanya sekadar mencari panggung belaka.

"Saya pikir wajar saja orang berspersepsi begitu. Sah-sah saja. Dan saya hormati, siapapun itu," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x