GALAMEDIA – Pemecatan terhadap 58 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi karena tak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dinilai tak adil.
Banyak pihak menilai TWK hanyalah alat procedural untuk menyingkirkan penyidik KPK yang berintergritas, kredibel, serta ditakuti para koruptor.
Cendekiawan Muslim, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii menyampaikan, sebenarnya keputusan pemecatan Novel Baswedan cs itu memang tidak beres sejak awal.
Baginya, TWK hanyalah alasan KPK untuk memecat mereka.
Baca Juga: Kebakaran Maut di RS Rujukan Covid-19, Sembilan Orang Tewas
“Ini adalah masalah kontroversi. Mereka kan dituduh dulu tidak pernah, tidak lulus dalam tes kebangsaan. Itu menurut saya juga dicari-cari alasan itu,” ujarnya pada wartawan di rumahnya, Nogotirto, Gamping, Sleman Jumat, 1 Oktober 2021.
Buya Syafii mengaku mengenal beberapa pegawai KPK yang telah resmi dipecat pada Kamis, 30 September 2021 lalu itu. Salah satunya adalah penyidik senior, Novel Baswedan.
Tidak berhenti di TWK, katanya, pemecatan puluhan pegawai KPK itu memang kental dengan nuansa dimensi politik tertentu.
“Sebagian saya kenal itu, Novel. Ada beberapa orang yang saya kenal. Ini memang masalah lain. Masalah yang terasa seperti ada dimensi politik yang lebih terasa gitu,” jelasnya.