Jelang Muktamar Ke-34, Syukron Jamal : NU Bukan Organisasi Politik atau Partai Politik

- 10 Oktober 2021, 19:40 WIB
Logo Nahdlatul Ulama
Logo Nahdlatul Ulama /

 

GALAMEDIA - Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menilai dinamika dan kontestasi jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) merupakan hal yang wajar.

"NU adalah ormas terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. NU juga merupakan wadah organisasi yang sangat terbuka dan demokratis. Semua pihak punya kepentingan bukan hanya warga Nahdliyyin itu sendiri," kata Syukron dalam keterangan tertulis, Minggu, 10 Oktober 2021.

Syukron yang juga analis media, politik dan sosial keagamaan itu menyatakan sikap moderat NU sebagai representasi "Islam wasathiyah" (Islam moderat) yang "rahmatan lil alamin" (rahmat semesta alam), punya peran penting mengawal kehidupan bangsa dan negara yang majemuk seperti Indonesia.

"Peran NU sangat dibutuhkan dalam mewujudkan sistem dan tatanan peradaban dan perdamaian dunia," ujarnya.

Baca Juga: Empat Orang Tewas Seketika Gegara Ledakan Bom Mobil, Targetkan Menteri dan Gubernur di Yaman

Mantan aktivis PMII itu mengatakan dinamika dan konstelasi jelang Muktamar harus tetap menjaga dan mengedepankan marwah NU dan para kyai atau ulama di dalamnya.

Konstelasi yang kian hangat diharap Syukron lebih mengedepankan pada pertarungan ide dan gagasan, visi misi membawa NU semakin berperan baik di nasional maupun global sekaligus pada sisi lain menjawab berbagai tantangan keumatan.

"Bagaimanapun, NU bukan organisasi politik atau partai politik, melainkan organisasi keumatan. Siapapun yang berkontestasi tentu adalah merupakan figur-figur yang terbaik dan mumpuni serta patut dihormati sehingga harus dihindari upaya saling menjatuhkan secara personal," kata Syukron menegaskan.

Baca Juga: Biaya Tol Cibitung-Cilincing Rp10,80 Triliun Tapi Terjual Rp2 Triliun Saja, Demokrat: Sangat ‘Jenius’

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x