Muktamar Ke-34 Sebentar Lagi, Gus Miftah Yakin: NU Akan Besar Kalau Ketua Umumnya Saya

- 17 Oktober 2021, 10:53 WIB
Gus Miftah
Gus Miftah /instagram.com/gusmiftah/

GALAMEDIA – Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan diadakan di Lampung pada 23-25 Desember 2021.

Salah satu agenda penting dalam Muktamar ke-34 ini adalah  pergantian Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU).

Hingga saat ini, banyak tokoh yang digadang-gadang akan maju menjadi calon ketua umum (caketum) PBNU.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Kunjungi Agen BRILink dan Teras BRI Kapal di Pulau Komodo

Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah pun ikut mengomentari gelaran ini.

Gus Miftah menyampaikan jika dirinya terpilih menjadi Ketum PBNU, maka NU akan semakin besar.

Hal ini diucapkannya di Kota Malang, saat menyampaikan dakwah pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Baca Juga: dr. Tirta Kecam Aksi Tak Terpuji Bos Bhayangkara FC: Dalam Kondisi Normal Aja Kagak Boleh, Apalagi Ini Pandemi

“Saya punya gambaran, NU ke depan akan besar kalau ketua umumnya saya. Ketua Rais Aam-nya Gus Baha,” ujarnya sambil tertawa.

Terlepas dari itu, melalui survei yang dilakukan oleh Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), nama Ketua PWNU Jawa Timur, K.H. Marzuki Mustamar berhasil menduduki posisi pertama dengan 24,7 persen.

Sementara Said Aqil Siradj menempati posisi ketiga dengan 14,8 persen.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 17 Oktober 2021: Iqbal Ditemui Orang Misterius, Keluarga Al Kembali Terancam

“Kiai Haji Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur) dengan dukungan tertinggi sekitar 24,7 persen, disusul K.H. Hasan Mutawakkil Alallah 22,2 persen, K.H. Said Aqil Siradj 14,8 persen yang juga incumbent Ketum PBNU saat ini, lalu K.H. Bahaudin Nursalim atau Gus Baha 12,4 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indostrategic, Khoirul Umam dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Oktober 2021.

Khoirul menyoroti nama Gus Baha yang berhasil menduduki posisi keempat.

Baca Juga: Alumni FH Unpas: Pandemi Bukan Halangan, Tetap Produktif dan Hasilkan Karya, dari Penelitian Hingga Bisnis

Khoirul menyampaikan, munculnya Gus Baha dalam bursa  menunjukkan keinginan warga NU untuk regenerasi kepemimpinan.

Gus Baha dinilai sebagai jawaban atas tradisi intelektual pesantren yang luntur beberapa waktu terakhir.

Selain itu, lanjut Khoirul, Gus Baha bisa menempati posisi keempat karena faktor exposure media sosial (medsos).

Dia menilai popularitas Gus Baha di medsos mampu menarik simpati sebagian warga Nahdliyyin.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x