Curiga Jawaban Jokowi Didikte Seseorang Saat Diwawancara Media Asing, Demokrat: Dengar Bisikan di Alat Kuping

- 31 Oktober 2021, 12:30 WIB
Politisi partai Demokrat Cipta Panca Laksana. /Facebook.com/Cipta Panca Laksana.
Politisi partai Demokrat Cipta Panca Laksana. /Facebook.com/Cipta Panca Laksana. /

GALAMEDIA - Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca turut menanggapi wawancara Presiden Joko Widodo dengan media asing beberapa waktu lalu.

Melalui akun Twitter @panca66, ia menilai jawaban Jokowi  tak nyambung dengan pertanyaan yang diajukan presenter.

Ia juga turut menyoroti alat yang digunakan Jokowi saat wawancara. Panca menduga Jokowi mendengar bisikan seseorang melalui alat dengar.

Baca Juga: Spoiler Buku Harian Seorang Istri 31 Oktober 2021: Lia Salah Paham Lihat Foto Nana di Barang Milik Fajar

"Sepertinya jawaban beliau nga nyambung karena mendengar bisikan via alat di kupingnya itu," ucap Panca yang dilansir Galamedia pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Jokowi diwawancara media asing dengan sebuah alat yang menempel di telinga.

Panca menilainya sebagai kejanggalan. Menurutnya  gerakan mata Jokowi pun  terlibat seolah menyimak suara seseorang.

Baca Juga: Jokowi Diwawancara Media Luar Soal Covid, Demokrat: Tolong BuzzeRP Bekerja Betul, Media Asing Ini Kurang Ajar!

Panca menilai ada yang mendiktekan jawaban untuk  Jokowi. "Terlihat dari gerakan matanya seperti sedang mendengar orang berbisik," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Balitbang Partai Demokrat, Syahrial Nasution juga menilai jawaban Jokowi tidak nyambung dengan pernyataan.

"Berulangkali nonton video ini. Pertanyaannya jurusan Medan Merdeka. Tp kok jawabannya ke Kampung Melayu?" ujar Syahrial Nasution," cuitnya melalui akun Twitter @syahrial_nst pada Minggu, 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Jokowi Diwawancara Media Luar Soal Covid, Demokrat: Tolong BuzzeRP Bekerja Betul, Media Asing Ini Kurang Ajar!

Jokowi diwawancara media asing pada Rabu, 27 Oktober 2021.

Pertanyaan yang diajukan di antaranya perihal tanggung jawab pemerintah atas kematian yang mencapai ratusan ribu jiwa ini.

Juga keputusan untuk tidak karantina wilayah karena khawatir ekonomi semakin merosot.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x