Usai Bisnis PCR Kini Pejabat Negara Jual Molnupiravir? Epidemiolog UI: Buat Apa Beli, Kecuali Ada Kepentingan

- 8 November 2021, 20:31 WIB
Ilustrasi. Pemerintah membeli obat Molnupiravir.
Ilustrasi. Pemerintah membeli obat Molnupiravir. /Merck&Co.Inc/HO via Reuters

 


GALAMEDIA - Pemerintah telah membeli obat Covid-19 Molnupiravir sebanyak 600-1 juta tablet dengan alasan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pada akhir tahun ini.

Langkah pemerintah tersebut mengundang kecurigaan dari epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono.

Terlebih, belum lama ini sempat ramai sejumlah pejabat negara menjadi penjual alat tes PCR. Kini pemerintah terkesan memaksakan membeli obat Molnupiravir.

"Buat apa pemerintah beli obat molnupiravir? Fokuskan pd ikhtiar kita yg sekarang agar berhasil tekan lonjakan kasus yg masif," ujar Pandu Riono melalui akun Twitter @drpriono1, Senin, 8 November 2021.

Ia pun menjelaskan, obat tersebut hanya bermanfaat pada kasus ringan dan sedang, dan hanya untuk lima hari pertama.

Baca Juga: Setuju Reuni 212 Digelar, Refly Harun: Harus Digelar Untuk Mengontrol Jalannya Kekuasaan

"Kecuali ada kepentingan tertentu yg tidak diketahui publik," sambungnya seraya me-mention @KemenkesRI.

Ia menyatakan, Indonesia sangat berpotensial sebagai negara pertama yang dapat mengendalikan pandemi.

Syaratnya, lanjut dia, bila ikhtiar vaksinasi yang memprioritaskan wilayah anggolmerasi dan jangkau semua penduduk rawan, ditunjang dengan surveilans yang semakin baik, dan prokes dijalankan dengan konsisten.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x