Itulah awal mula terbongkarnya kejanggalan dalam Formula E sampai PDIP tak menyetujuinya.
“Nah di situlah mulai terbongkar, munculah pro-kontra. PDIP tak setuju. Menurut kita, kenapa sih terburu-buru banget. Kenapa muncul lagi? Kan bicara kekuatan, kalau banyak yang dukung masa kita ngotot terus,” ungkap Jhonny.
Lebih lanjut, salah satu kader PDIP ini mempertanyakan alasan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengajukan pinjaman ke Bank DKI.
Sebab, ajang Formula E tidak masuk ke dalam dedicated program. Dia juga yakin bila Formula E tak jadi digelar tak akan menimbulkan kerugian bagi warga Jakarta.
Kata Jhonny, Formula E hanya kebutuhan bagi orang-orang tertentu.
“Kita melihat itu, inilah sebuah program yang diajukan sebenarnya tidak menjadi kebutuhan tapi hanya memenuhi kebutuhan, bukan kebutuhan masyarakat tapi kebutuhan orang-orang tertentu yang kemungkinan dulu berjasa ke gubernur ketika masa kampanye,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, PSI baru saja membeberkan bahwa Anies pernah memberi surat kuasa kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Achmad Firdaus untuk mengajukan peminjaman uang ke Bank DKI sebesar Rp 180 miliar.
Dana tersebut untuk membayar commitment fee Formula E pada 2019.