Pengamat ini mengingatkan bahwa setiap elemen korporasi memiliki kewajiban untuk berjalan dalam alur yang sama.
Segala persoalan korporasi harus menjadi satu kebijakan yang solid dan tidak diumbar ke luar perusahaan.
Lebih lanjut, Ahmad juga khawatir gaya komunikasi yang masih ditempuh Ahok bisa menciptakan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Menurutnya, jika Ahok masih meledak-ledak di Youtube, dia tidak ada bedanya dengan ABG.
“Gunakan otoritas dia yang kuat sebagai komisaris utama untuk mendorong perubahan secara optimal. Kalau malah diluapkan di YouTube pribadi, apa bedanya dengan ABG yang suka bikin konten dengan mengaduk-aduk emosi pemirsa,” ungkap Ahmad.
Baca Juga: KSPI Said Iqbal Bakal Laporkan Pemerintah Indonesia ke PBB Soal Upah Minimum: Ada Upaya Pengancaman
Di akhir pendapatnya, Ahmad mengusulkan agar Ahok fokus pada tugas pokok dan fungsinya sebagai Komut Pertamina.
“Jadi, Ahok sebaiknya fokus pada tugas pokok dan fungsinya sebagai Komut Pertamina, tidak perlu bikin konten-konten yang menambah kompleksitas persoalan,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Ahok pada Jumat, 19 November 2021 lalu mengunggah sebuah konten di Youtube pribadi (Panggil Saya BTP) bertajuk ‘Pejabat Tidak Boleh Takut untuk Mengeksekusi’.