GALAMEDIA - Belum lama ini Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar turut menyoroti pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir terkait praktik jual beli jabatan direksi di BUMN yang mencapai Rp 25 miliar.
Melalui akun Twitter @UmarHasibuan75, ia mempertanyakan maksud pernyataan Erick dan menanyakan mengapa tidak melapor ke KPK.
"Entah apa maksud erik bicara ini. Kalau dia tahu knp gak lapor @KPK_RI ?" katanya yang dilansir Galamedia pada Kamis, 25 November 2021.
Baca Juga: Erick Thohir Gratiskan Toilet Berbayar, Hendri Satrio: Semoga Naik Kelas, Yang Ratusan Ribu Digratisin
Dalam unggahan yang sama, Gus Umar menilai jika menjadi menteri hanya untuk sensasi maka Nikita Mirzani pun bisa.
"Klu jd menteri sekedar cari sensasi mending Nikita mirzani saja yg jd menteri BUMN pak," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan pernyataan mengejutkan bahwa posisi di dewan direksi dan komisaris perusahaan BUMN diperjualbelikan dengan harga fantastis.
Baca Juga: Peringati Hari Guru Nasional, Puan Maharani: Guru Adalah Ujung Tombak Pendidikan Bangsa
Ia mengungkap jabatan bisa dibeli dengan harga mencapai Rp25 miliar untuk direktur utama. Hal itu menurutnya terjadi sebelum dia menjabat di Kementerian BUMN.
Kendati demikian, Erick enggan membeberkan nama perusahaan maupun identitas petinggi BUMN hasil jual beli tersebut.
Pernyataan Erick tersebut sekaligus menjadi bantahan atas tuduhan dirinya memanfaatkan jabatan untuk mengeruk untung dari bisnis Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
Baca Juga: Gaya Nikita Willy di Resepsi Pernikahan Adiknya Banjir Pujian: Bumil Cantik Banget!
Erick menegaskan, bila mencari keuntungan adalah motif pengabdiannya, maka transaksi jual beli jabatan dewan direksi dan komisaris BUMN menjadi peluang besar bagi dirinya selaku menteri yang membawahi seluruh badan usaha milik negara.
Ia juga membeberkan mencari uang yang paling gampang di BUMN, yakni memindah-mindahkan jabatan dengan setoran paling banyak mencapai Rp 25 miliar untuk jabatan Direktur Utama BUMN.
Namun menurutnya uang bukan alasan dirinya mengabdi.***