Dedi Mulyadi Terima Keluhan Masyarakat Adat Dayak Kalteng Soal Makam Leluhur dan Hutan Jadi Kebun Sawit

- 30 November 2021, 16:52 WIB
Dedi Mulyadi Terima Keluhan Masyarakat Adat Dayak Kalteng Soal Makam Leluhur dan Hutan Jadi Kebun Sawit.
Dedi Mulyadi Terima Keluhan Masyarakat Adat Dayak Kalteng Soal Makam Leluhur dan Hutan Jadi Kebun Sawit. /

GALAMEDIA – Perwakilan masyarakat adat suku Dayak dari sejumlah desa di Kalimantan Tengah menuntut keadilan atas hilangnya hak dan makan leluhur yang kini dikelola oleh para pengusaha perkebunan sawit.

Dalam penjelasannya warga mempertanyakan kewajiban perusahaan yakni PT Sungai Ragit dan PT Cipta Tani Kumai Sejahtera untuk menyediakan 20 persen lahan plasma. Selama ini lahan plasma tersebut malah dinikmati oleh para transmigran.

Dua perusahaan tersebut meliputi lima masyarakat adat yang berkedudukan di Desa Telukbayur, Desa Derawa, Desa Duriankait, Desa Tanggabatu dan Desa Sukaraja.

Selain soal lahan plasma, perwakilan dari Desa Sukaraja mengeluhan mengenai kerusakan makam leluhur. Selain itu sejumlah pohon keramat seperti pohon buah besar dan beringin kini telah hilang.

“Kami belum mendapat keadilan, semua makam keramat adat dayak Sukaraja hilang. Bahkan ada salah satu pohon sawit itu ditanam di atas makan,” ujarnya.

Baca Juga: Tendang Song Hye Kyo, Ini 10 Aktris Korea Tercantik Pilihan Penggemar, Urutan Terakhir hanya Raih 1262 Poin!

Para perwakilan yang datang ke DPR RI itu meminta Komisi IV segera menindak lanjuti keluhan tersebut. Masyarakat meminta keadilan mulai dari lahan plasma dan kelestarian hutan adat yang kini telah berubah menjadi perkebunan sawit.

Menanggapi hal itu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai seharusnya setiap regulasi perkebunan atau pertambangan terutama di areal hutan harus memiliki efek yang kuat bagi masyarakat sekitar.

“Kita berharap itu terus berkesinambungan. Tetapi faktanya sering kali pertumbuhan itu memiliki efek negatif pada masyarakat sekitar atau masyarakat adat seperti termarjinalkan tidak bisa berkompetisi dengan pendatang yang pada akhirnya ada konflik sosial ke depannya,” ujar Dedi.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x