Dunia Bernapas Lega, Gadis Ikonik Bermata Hijau Afghanistan di Sampul National Geographic Selamat dari Taliban

- 2 Januari 2022, 20:55 WIB
Gula.//Olah foto kolase AP DailyMail
Gula.//Olah foto kolase AP DailyMail /

GALAMEDIA - Dunia akhirnya bernapas lega. Gadis bermata hijau Afghanistan yang ikonik dari sampul National Geographic edisi 1985 diketahui selamat berkat suaka di Italia setelah melarikan diri dari Taliban.

Sharbat Gula menjadi wajah perang Afghanistan setelah mata hijaunya yang tajam diabdikan dalam sebuah foto ikonik yang diambil di kamp pengungsi Pakistan ketika dia baru berusia 12 tahun.

Bertahun-tahun kemudian, Gula ditangkap di Pakistan pada 2016 karena tinggal di negara itu dengan dokumen identitas palsu dan dideportasi kembali ke Afghanistan yang tengah dilanda perang.

Baca Juga: BIKIN KAGET! Biaya Untuk Buzzer Jauh Berlipat-lipat dari Anggaran Penelitian 2021 di Lembaga Eijkman

Tapi kini, janda empat anak itu telah menemukan tempat yang aman di Italia sebagai bagian dari evakuasi Barat menyusul kedatangan Taliban.

Dikutip Galamedia dari Galamedia beberapa waktu lalu, kantor Perdana Menteri Mario Draghi mengatakan Italia mengatur evakuasi Gula setelah dia meminta bantuan untuk meninggalkan negaranya.

Pemerintah Italia akan membantu membuatnya terintegrasi ke dalam kehidupan di Italia.

Baca Juga: Kampung Adat Miduana Terkesan Tertutup, Warganya Dikenal Memegang Teguh Kebiasan Leluhur

Gula mendadak mendapat ketenaran internasional tahun 1984 sebagai gadis pengungsi Afghanistan, setelah foto fotografer perang Steve McCurry mengabadikan mata hijaunya yang tajam dan menjadi sampul National Geographic.

Seorang analis FBI, yang juga pakar forensik dan penemu identifikasi iris mata memverifikasi identitasnya

Tahun 2014, Gula muncul di Pakistan tetapi bersembunyi ketika pihak berwenang menuduhnya membeli kartu identitas palsu dalam upaya untuk tinggal di negara itu.

Baca Juga: BERANG! Politisi Demokrat: Catat! Lembaga Eijkman ‘Bubar’ di Era Jokowi

Dia ditangkap pada tahun 2016 dan pengadilan Pakistan memerintahkannya untuk dideportasi kembali ke Afghanistan.

Ibu empat anak yang buta huruf dan kini berusia 40-an itu juga mendapat hukuman 15 hari penjara dan denda 110.000 rupee Pakistan.

Gula dan keempat anaknya diserahkan pada pihak berwenang Afghanistan di perbatasan Torkham, sekitar 37 mil barat laut Peshawar, Pakistan.

Baca Juga: Survei PSI: 72,6 Persen Publik Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi, 24,1 Persen Tidak Puas

Dia tampak tidak bahagia dan sebelum menyeberang, untuk terakhir kalinya melihat lansekap Pakistan, rumahnya selama bertahun-tahun.

Dari sana dia diterbangkan ke Kabul di mana Presiden Ashraf Ghani dan istrinya Rula menerimanya dan memberi kunci apartemen baru.

"Sebagai seorang anak, dia menyentuh hati jutaan orang karena menjadi simbol perjuangan," kata Ghani tentang Gulla saat itu.

“Kecantikan dan energi dari wajahnya memikat hati jutaan warga dunia. Fotonya menjadi salah satu foto paling terkenal di era 1980-an dan hingga 1990-an.”

Baca Juga: 'Tol Jokowi' Mendadak Trending Topic di Twitter, Ternyata Ini Pemicunya

Ghani menambahkan, “Kami bangga melihatnya hidup dengan bermartabat dan aman di tanah airnya.”

Sampul National Geographic 1985 tentang Gulamenjadi sampul paling terkenal dalam sejarah majalah itu.

Setelah pencarian selama 17 tahun, fotografer Steve McCurry melacak Gula ke sebuah desa terpencil Afghanistan tahun 2002 di mana dia menikah dengan seorang pembuat roti dan ibu menjadi ibu dari tiga anak perempuan.

Baca Juga: 6 Negara dengan Jumlah Infeksi Covid-19 Terbanyak, Prancis 10 Juta Kasus

Gula, yang menderita hepatitis C, mengatakan kepada media bahwa suaminya telah meninggal beberapa tahun lalu. 

Italia adalah salah satu dari beberapa negara Barat yang menerbangkan ratusan warga Afghanistan keluar dari negara itu setelah penarikan mundur pasukan AS dan pengambilalihan Taliban pada Agustus lalu.

Sejak merebut kekuasaan, para pemimpin Taliban menyatakan mereka akan menghormati hak-hak perempuan sesuai hukum Islam.

Baca Juga: Soal BBM Premium, Ini Aturan Baru Dari Presiden Jokowi

Namun di bawah pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak dapat bekerja dan anak perempuan pun dilarang bersekolah.

Selain itu perempuan wajib menutupi wajah mereka dan ditemani kerabat laki-laki ketika mereka meninggalkan rumah.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x