Presiden Kazakhstan Perintahkan Tembak Mati Perusuh, Tak Menyerah Musnahkan!

- 7 Januari 2022, 20:48 WIB
Pasukan keamanan berjaga di alun-alun setelah terjadi kerusuhan di kota Almaty, Kazakhstan 6 Januari 2022.
Pasukan keamanan berjaga di alun-alun setelah terjadi kerusuhan di kota Almaty, Kazakhstan 6 Januari 2022. /Reuters/Mariya Gordeyeva/

GALAMEDIA - Sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev yang memerintahkan tembak mati untuk mengatasi kerusuhan lebih parah oleh orang-orang yang disebutnya sebagai bandit dan teroris.

Bahkan, sang presiden  menambahkan bahwa mereka yang tidak mau menyerah akan "dimusnahkan".
 
Hingga 20.000 "bandit" menyerang kota terbesar, Almaty, dan telah menghancurkan fasilitas negara, kata Tokayev dalam pidato yang disiarkan di TV, Jumat 7 Januari 2022.

Baca Juga: Kapal China Masuk Perairan Indonesia Bakal Meningkat di 2022, CEO IOJI Sampaikan Pesan ke Pemerintah

Pekan lalu, aksi protes yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar pecah menjadi gelombang kerusuhan di seluruh negeri.

Presiden mengatakan sebagai bagian dari operasi "kontrateroris", ia memerintahkan lembaga penegak hukum dan militer "untuk menembak mati tanpa peringatan." 

"Orang-orang militan belum menurunkan senjata mereka, mereka terus melakukan kejahatan atau tengah mempersiapkan (kejahatan). Perang melawan mereka harus sampai selesai. Siapa pun yang tidak menyerah akan dilenyapkan," kata presiden.

Baca Juga: Megawati Disebut Meninggal Dunia, PDIP Langsung Ambil Tindakan Hukum: Ibu Sehat Bugar!

Presiden menolak seruan untuk berdialog dengan massa.

"Kegilaan apa. Pembicaraan macam apa yang dapat dilakukan bersama penjahat dan pembunuh?" tanya presiden dikutip Galamedia dari Antara.

"Kami harus berhadapan dengan bandit bersenjata yang mempunyai persiapan matang, baik lokal maupun asing. Lebih tepatnya, dengan teroris. Jadi kami harus menghancurkan mereka, ini akan segera berakhir." 

Baca Juga: Rutin Konsumsi Jahe Tubuhmu akan Langsing, Berikut 5 Manfaat Lainnya

Tokayev berterima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, juga para pemimpin China, Uzbekistan, dan Turki atas bantuan mereka.

Menurut presiden, pasukan penjaga perdamaian yang dikirim dari Rusia dan sejumlah negara tetangga atas permintaan Kazakhstan sudah tiba dan kehadiran mereka ditujukan hanya untuk sementara guna memastikan keamanan.

"Penting sekali untuk memahami mengapa negara selama ini tertidur oleh persiapan serangan teroris, oleh kelompok-kelompok militan rahasia," ucapnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x