Network
GALAMEDIA - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Guntur Romli atau yang akrab disapa Gun Romli turut menyoroti video viral pria yang menendang sesajen.
Sebagaimana diketahui, beredar di Twitter video aksi seorang pria yang menendang dan menghancurkan sesajen di kawasan Gunung Semeru.
Video itu pertama kali diunggah dan tersebar melalui akun media sosial Twitter @Setiawan3833 pada Sabtu, 8 Januari 2022 lalu.
Baca Juga: Masih Ingat Kakek-kakek di Squid Game? Si Kakek Berhasil Boyong Penghargaan Bergengsi!
Video tersebut viral lantaran aksi pria tersebut dianggap tidak menghargai kepercayaan orang lain.
Dalam video tersebut, terekam seorang pria yang memakai penutup kepada dan rompi menghampiri sesajen di atas tanah.
Sesajen yang berisi buah-buahan dan nasi itu kemudian ditendang sambil meneriakkan kalimat takbir.
Tak hanya itu, pria tersebut mengatakan sesajen tadi menjadi pengundang murka Yang Maha Kuasa.
Baca Juga: Baru 40 Persen SD di KBB yang Menggelar PTM 100 Persen, Disdik: Sisanya Masih Konsentrasi Vaksinasi Covid-19
Lokasi kejadian itu di kawasan erupsi Gunung Semeru di daerah Lumajang, Jawa Timur.
Menanggapi kejadian tersebut, Gun Romli ikut mengecam.
Ia bahkan mewanti-wanti, jika pria penendang sesajen itu tidak segera ditindak maka suatu hari nanti akan ada orang lain yang menyerang orang-orang yang segolongan dengan pria tersebut atau bahkan rumah ibadah.
Baca Juga: Sudah WhatsApp-an! RANS Cilegon FC Optimis Boyong Mesut Ozil, Raffi Ahmad: Kami Mendapatkannya
"Kalau orang ini tidak ditindak, maka jgn heran satu hari nanti akan menyerang orang2 yg dia anggap sesat, rumah2 ibadah yg lain, calon "pengantin"," cuit Gun Romli dikutip Galamedia dari akun media sosial miliknya @GunRomli.
Tak sampai di situ, Gun Romli bahkan menyebut pria yang menendang sesajen itu memiliki aura teroris.
“Lihat mukanya udah jelas aura terorisnya," imbuhnya.
Baca Juga: Ammar Zoni Mendadak Trending di Twitter, Mirip Christoper Bang Chand?
Aktivis NU tersebut juga mengatakan kelakuan pria tersebut memantik perpecahan yang mampu memecah belah masyarakat.
"Kelakuan provokatif, memantik perpecahan & memecah belah di masyarakat. Potensial pelaku kekerasan ke depannya," tutupnya.***
