Tiga Alasan Mengapa Nama Ibu Kota Baru Menjadi Nusantara, Berikut Filosofi dan Sejarahnya

- 18 Januari 2022, 14:35 WIB
Pradesain Ibu Kota baru Indonesia. /Instagram/@jokowi
Pradesain Ibu Kota baru Indonesia. /Instagram/@jokowi /pikiranrakyat.com/



GALAMEDIA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengumumkan nama ibu kota baru Indonesia yang terletak di Kalimantan Timur diberi nama ‘Nusantara’.

Penggunaan nama Nusantara tersebut diungkapkan dalam rapat panitia khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) pada, Senin 17 Januari 2022.

“Saya baru mendapatkan konfirmasi langsung dan perintah langsung dari bapak presiden itu pada hari jumat. Jadi ini sekarang hari Senin, pada hari Jumat lalu dan beliau mengatakan ibu kota negara ini namanya Nusantara,” kata Suharso.

Lalu apa sebenarnya arti nama Nusantara, berikut filosofi dan sejarahnya yang dirangkum galamedia dari berbagai sumber:

Baca Juga: Gempa Besar yang Mengguncang Sumur Banten, Ancaman Baru Megathrust Selat Sunda, Berikut Penjelasannya

Istilah Nusantara Sebagai Negara Kepulauan

Nusantara sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kepulauan yang membentang dari sumatera hingga papua.

Menurut Suharso penggunaan nama Nusantara ini karena konseptualisasi wilayah geografi yang konstituennya yaitu pulau disatukan lautan, karena negara Indonesia adalah negara maritime.

Ia pun menambahkan jika Nusantara adalah kemajemukan yang didalamnya ada budaya, etnis dan lainnya dari Indonesia.

Istilah yang Lahir Sejak Lama

Seperti diketahui istilah Nusantara sudah ada dan melekat dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala, pada masa Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Puasa Ramadhan 2022 Berapa Hari Lagi? Ini Penjelasan Jadwal Puasa Ramadhan 1443 Hijriah

Menurut sejarah yang beredar nama Nusantara ini diperoleh dari isi sumpah palapa yang disampaikan Patih Gajah Mada dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubumi tahun 1336 M.

“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, Ring Seran, Tanjung Pura, Ring Haru, Ring Pahang, Dompo, Ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa,”

Isi dari sumpah tersebut artinya, “jika telah mengalahkan nusantara saya akan melepaskan puasa, jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik baru saya akan melepaskan puasa,”

Baca Juga: Azis Syamsuddin Akui Tak Ada Niatan Berikan Uang Rp210 juta pada Eks Penyidik KPK: Karena Saya...

Nama Nusantara Menjadi Pengganti Nama Wilayah Hindia Belanda

Nama Nusantara juga kembali populer setelah masa pemerintahan Hindia Belanda selesai di Indonesia. Saat itu, Ki Hajar Dewantara mengusulkan nama tersebut..

Tujuannya untuk mengganti nama Nusantara sebagai pengganti wilayah Hindia Belanda, karena nama tersebut tidak memiliki unsur nama asing.

Dalam sejarah negara Indonesia pernah terpecah belah saat dijajah oleh bangsa Belanda dari laut teritorial Hindia. Sehingga diberilah nama Nusantara agar wujud laut tidak lagi sebagai pemisah tapi penghubung. ***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x