Dinilai Terlalu Ringan, Keluarga korban Pencabulan Oknum Kades Mengaku Kecewa dengan Vonis Hakim PN Garut

- 26 Januari 2022, 22:39 WIB
Keluarga korban pencabulan oknum kepala desa di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut mengaku kecewa dengan putusan majelis hakim PN Garut yang menjatuhkan vonis ringan kepada terdakwa, Rabu 26 Januari 2022.
Keluarga korban pencabulan oknum kepala desa di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut mengaku kecewa dengan putusan majelis hakim PN Garut yang menjatuhkan vonis ringan kepada terdakwa, Rabu 26 Januari 2022. /Agus Somantri/Galamedia/

GALAMEDIA - Pihak keluarga korban pencabulan dengan tersangka oknun kepala desa (Kades) di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut mengaku sangat kecewa dengan vonis yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Garut karena dinilai terlalu ringan dan jauh dari unsur keadilan.

Wadin (38), ayah korban mengaku sangat kaget saat mendengar putusan hakim pada persidangan yang dilaksanakan secara virtual tersebut. Dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) 13 tahun, terangnya, pelaku hanya divonis dengan hukuman 6,6 tahun atau setengahnya tuntutan JPU.

" Hukuman ini terlalu ringan, sangat tidak sebanding dengan dampak yang dialami korban, apalagi saat kejadian korban masih dibawah umur. Vonis yang dijatuhkan hakim sangat jauh dari unsur keadilan," ujarnya saat ditemui di ruang tunggu saksi sidang online di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, Rabu 26 Januari 2022.

Menurut Wadin, akibat kejadian yang dialaminya, sampai saat ini anaknya tersebut masih terlihat murung dan tidak bersemangat.

Baca Juga: Orang Sunda Tak Bakal Berhenti Berjuang Arteria Dahlan Dipecat

Bahkan anaknya juga jadi minder dan terus dihantui rasa trauma dengan apa yang telah menimpanya.

Wadin juga menilai, perbuatan bejat pelaku yang tak lain adalah Kepala Desa Talagawangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut itu telah merusak masa depan korban. Padahal sebelum mengalami kejadian pencabulan, tambah Wadin, anakn perempuannya itu dikenal supel dan selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan baik di lingkup desa maupun kecamatan.

"Bahkan anak saya juga tercatat sebagai salah satu atlet bola voli yang mewakili Kecamatan Pakenjeng pada ajang Porkab Garut. Tapi sekarang, setelah kejadian itu kondisinya sangat terbalik, selalu murung dan tidak bersemangat," ucapnya.

Dan yang lebih mengkhawatirkan dan membuat sedih pihak keluarga, menurut Wadin, setelah kejadian itu anaknya tak mau keluar rumah, apalagi melakukan aktivitas seperti latihan atau bermain bola voli seprti yang biasa dilakukannya. Anaknya selalu mengurung diri di dalam rumah dan merasa minder bertemu orang lain akibat trauma yang dialaminya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x