Peneliti Ungkap Potensi Pertamina Bubar Sebelum Masa Jabatan Jokowi Berakhir Hingga Diawasi Debt Collector

- 30 Januari 2022, 16:56 WIB
Ilustrasi Pertamina.
Ilustrasi Pertamina. /Instagram @pertamina/

 

GALAMEDIA - Peneliti Senior Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menilai kinerja keuangan Pertamina memburuk, terburuk sepanjang reformasi.

Disebutkan, Kontradiksi utama dalam laporan keuangan terlihat dari keuntungan yang menurun drastis, sementara utang meningkat secara fantastis.

"Apabila kedua keadaan ini terus berlanjut maka diperkirakan Pertamina bangkrut lebih cepat sebelum Jokowi turun dari tampuk kekuasaannya," ujar Salamuddin dalam tulisannya berjudul "Pertamina Bisa Bubar Sebelum Jabatan Jokowi Berakhir", Minggu, 30 Januari 2022.

Menurutnya, Pertamina tersandera oleh berbagai proyek bikinan kekuasaan mulai dari proyek kilang yang gagal, proyek pembelian TPPI yang diduga banyak skandal dan masalah, pembelian blok Rokan yang mewariskan banyak masalah, hingga terakhir mega proyek solarisasi sawit dan gasifikasi batubara.

Baca Juga: Innalillahi, Bus Tabrak Flyover di Padang Panjang Hingga Bagian Atap Hilang: 17 Orang Alami Luka-luka

Disebutkan, dua proyek terakhir sungguh akan menguras kantong Pertamina yang harus membeli minyak sawit sebagai bahan baku pencampur solar senilai kurang lebih Rp 100 Triliun dan harus membeli Batubara sebanyak 100 juta ton atau senilai Rp 150 triliun bagi gasifikasi batubara.

"Ini uang besar bagi pendapatan oligarki sawit dan Batubara," ujarnya.

"Lalu uangnya dari mana? Tidak lain adalah dari utang. Pertamina adalah perusahaan yang paling aktif berutang dalam 4 tahun terakhir," lanjutnya.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi menunjuk Nicke Widyawati sebagai dirut Pertamina yang merupakan jebolan PLN. Utang di masa ini sangat fantastis dan takkan bisa terbayarkan sampai kapan pun.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x