Puluhan Ton Limbah Medis Selama Pandemi Covid-19 Mengancam Kesehatan Manusia dan Lingkungan

- 1 Februari 2022, 22:27 WIB
Pemerintah mengimbau masyarakat agar berhati-hati dengan limbah medis Covid-19. Masyarakat diminta menghancurkannya dan tidak dibuang ke TPA.
Pemerintah mengimbau masyarakat agar berhati-hati dengan limbah medis Covid-19. Masyarakat diminta menghancurkannya dan tidak dibuang ke TPA. /Foto: Komunitas Peduli Ciliwung.

GALAMEDIA - Puluhan ton limbah medis yang terdiri dari bekas jarum suntik, alat uji, dan botol vaksin selama pandemi Covid-19 mengancam kesehatan manusia dan lingkungan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, barang-barang bekas yang sebagian dapat menularkan virus corona itu berpotensi menimbulkan luka bakar, luka tertusuk jarum suntik, dan kuman penyakit terhadap para petugas kesehatan.

WHO juga memperingatkan masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang dikelola dengan buruk juga dapat terpengaruh melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, kualitas air yang buruk, atau hama pembawa penyakit.

Baca Juga: Ruhut Ingin Nicho Silalahi Ditangkap, Sang Aktivis Sentil Balik Politisi PDIP: Kupikir Abang Cerdas

Laporan tersebut menyerukan reformasi dan investasi termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan yang menyebabkan tumpukan plastik dan bahan yang dapat didaur ulang.

 Diperkirakan sekitar 87.000 ton alat pelindung diri (APD), atau setara dengan berat beberapa ratus paus biru, telah dipesan melalui portal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga November 2021. Sebagian besar APD diperkirakan berakhir sebagai limbah.

Laporan itu juga menyebutkan sekitar 140 juta alat uji berpotensi menghasilkan 2.600 ton sebagian besar sampah plastik dan limbah kimia yang cukup untuk mengisi sepertiga kolam renang Olimpiade.

Baca Juga: Heboh Gelombang Ketiga Covid-19, Epidemiolog UI Berharap Polanya Sama dengan India

Selain itu, dikutip Galamedia dari Antara diperkirakan bahwa sekitar 8 miliar dosis vaksin yang disalurkan secara global telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum, dan kotak pengaman.

Laporan WHO tidak menyebutkan contoh spesifik di mana penumpukan limbah paling mengerikan terjadi, tetapi merujuk pada tantangan seperti pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas di pedesaan India serta sejumlah besar lumpur tinja dari fasilitas karantina di Madagaskar.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x