Investor dan Pelaku Usaha Soroti Pemulihan Investasi dan Proyek Strategis Nasional

- 16 Februari 2022, 18:38 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto pada Virtual Seminar Law and Regulation Outlook 2022: Recovery in Business and Investment, Rabu, 16 Februari 2022./Rio Ryzki BateeG/Galamedia
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto pada Virtual Seminar Law and Regulation Outlook 2022: Recovery in Business and Investment, Rabu, 16 Februari 2022./Rio Ryzki BateeG/Galamedia /

Baca Juga: Bela Robert Alberts dan Sebut Persib Masih di Jalur Juara, Teddy Tjahjono Dicibir Bobotoh

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum III Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Shinta Kamdani dalam diskusi panel mengingatkan empat kunci dari keberhasilan kerjasama Pemerintah dan swasta (PPP) dalam mengerjakan proyek strategis nasional, yaitu keinginan politik dan basis hukum yang kuat, transparansi dan kerangka hukum yang solid, kesiapan proyek PPP dan efektivitas mekanisme pengawasan dari Pemerintah, serta strategi komunikasi yang terbuka dan jelas.

Mengenai Undang Undang Cipta Kerja, dia meyakini akan dapat menggerakkan perekonomian karena Omnibus Law itu memperbaharui banyak UU sekaligus, sehingga menjadi sederhana dan memberikan kepastian hukum, sehingga dapat mendukung investasi.

"Namun, perlu diperhatikan tantangan dan hambatan dalam masa transisinya. Implementasi UU ini juga masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain transisi RBA membutuhkan waktu lama di daerah kurang sinkron karena tidak ada aturan terkait, adopsi UU Cipta Kerja para peraturan daerah terlambat dan tidak sinkron, ketimpangan layanan digital OSS di daerah dan keterlambatan integrasi layanan K/L dan Pemda dengan OSS," jelasnya.

Managing Director of Indonesia Investment Authority (INA), Andry Setiawan memaparkan target strategis dari INA adalah menarik dana investasi asing dan lokal untuk pembangunan berkesinambungan, membawa keahlian asing untuk mengembangkan produktivitas ekonomi dan inovasi, mempercepat dan mengkatalisasi pertumbuhan sektor prioritas nasional.

"Termasuk menghasilkan nilai-nilai sosio-ekonomis bagi indonesia beserta keuntungan Finansial, memperoleh risk-adjusted return yang optimal, serta mengambil langkah diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko," katanya.

Partner Dentons HPRP, Erwin Kurnia Winenda yang membahas investasi dari sisi pasar modal. Tahun 2021, pasar modal Indonesia memiliki prestasi yang cukup baik, di kawasan ASEAN merupakan peringkat kedua terbesar dalam hal IPO.

"Prestasi ini, tidak terlepas dari respon cepat dari regulasi terutama OJK untuk menfasilitas kendala pelaku pasar selama akibat kebijakan pandemi Covid-19," ucapnya.

Managing Partner Dentons HPRP, Sartono menambahkan bahwa diskusi tersebut, dalam rangka memperingati 32 tahun Kantor hukum Hanafiah Ponggawa and Partners, atau juga dikenal dengan “Dentons HPRP”.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x