Beri Dua Catatan Penting Terkait Islamofobia di India, Fadli Zon: Pemerintah Pusat India Diskriminatif

- 17 Februari 2022, 11:47 WIB
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. /Instagram.com/@fadlizon./
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. /Instagram.com/@fadlizon./ /

GALAMEDIA - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon memberikan pandangannya terkait isu Islamofobia yang terjadi di India oleh rezim Modi.

Sebagaimana diketahui, baru-baru para siswi yang beragama Islam dilarang menggunakan jilbab di sekolah di negara bagian selatan India.

Fadli Zon pun mengatakan bahwa diskriminasi yang terjadi di India saat ini sangat menodai rasa kemanusiaan dan juga melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Baca Juga: Sayang Anak dan Cucu! Krisdayanti Sigap Bantu Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Rapikan Kamar Baby A

Ia pun mengatakan ada dua catatan penting alasan mengapa Islamofobia di India perlu disikapi secara serius oleh masyarakat internasional.

Pasalnya, fenomena Islamofobia di India ini bukan terjadi pertama kali. Sebelumnya, umat muslim di India juga pernah mengalami penistaan.

"Ada dua catatan penting kenapa Islamofobia di India harus disikapi secara serius oleh masyarakat internasional. Pertama, fenomena Islamofobia, yg kali ini berbentuk penistaan terhadap Muslimah India, bukan terjadi baru kali ini saja," kata Fadli Zon.

Baca Juga: Menteri Perdagangan Tidak Hadiri Rapat Terkait Pemasalahan Kebutuhan Pokok, Dedi Mulyadi: Tindakan Tidak Peka

"Agustus 2021 lalu, misalnya, seorang tukang becak Muslim yg sedang membawa anaknya, dipukuli oleh kelompok Hindu garis keras di negara bagian utara Uttar Pradesh," sambungnya dikutip Galamedia dari akun Twitter @fadlizon pada Kamis, 17 Februari 2022.

Ia juga menyoroti insiden main hakim sendiri yang dilakukan sebuah kelompok garis keras Hindu terhadap Munawar Faruqui, seorang komedian Muslim pada Agustus 2021.

Anggota DPR RI ini mengatakan bahwa jika tidak disikapi secara serius, maka kekerasan dan sikap anti-Islam akan menjadi norma baru di India.

Baca Juga: Profil Pratama Arhan yang Baru Saja Resmi Berjersey Tokyo Verdy

"Bahkan jika tak disikapi serius oleh masyarakat internasional, kekerasan dan sikap anti-Islam bisa menjadi norma baru di India. Apalagi ternyata ada impunitas terhadap para pelaku karena mereka beroperasi dengan kedok agama," jelasnya.

Fadli Zon pun kemudian mengatakan bahwa catatan kedua adalah adanya kebijakan pemerintah daerah dan pusat India yang diskriminatif.

"Kedua, meski kekerasan dan kebencian yg dilakukan kelompok garis keras Hindu tidak mewakili masyarakat India, namun tindakan tersebut berangkat dari adanya kebijakan pemerintah daerah dan bahkan pemerintah pusat India yg diskriminatif," tulis Fadli Zon.

Baca Juga: Jack Lapian Meninggal Dunia, Nicho Silalahi: Sampai Ketemu di Pengadilan Akhirat

Pasalnya, meluasnya insiden penistaan terhadap kelompok Muslimah baru-baru ini, dipicu adanya kebijakan larangan jilbab di perguruan tinggi dan sekolah di India oleh pemerintah negara bagian selatan.

"Pemerintah setempat menganggap jilbab sbg pakaian yg mengganggu kesetaraan dan ketertiban umum," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa sikap diskriminatif terhadap umat Islam ini terjadi setelah pemerintahan Modi mengesahkan Undang-undang Warga Negara.

Baca Juga: Ulang Tahun, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Banjir Ucapan Selamat

"Melalui UU ini India bs memberi kemudahan hak kewarganegaraan kepada para imigran gelap dari tiga negara Muslim tetangganya, yaitu Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan," kata Fadli Zon.

"Namun faktanya, kemudahan itu hanya berlaku bagi mereka yang beragama Hindu, Sikh, Buddhist, Jain, Parsi dan Kristen. Hak yang sama tak diberikan kepada imigran beragama Islam. Jelas sekali Modi bersikap diskriminatif," tandasnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x