GALAMEDIA - Sejumlah ilmuwan mengembangkan masker wajah baru menggunakan antibodi burung unta untuk mendeteksi Covid-19 lewat cahaya ultraviolet.
Saat terpapar ultraviolet, masker akan bercahaya jika terdeteksi ada virus Covid. Diharapkan inovasi ini dapat memungkinkan pengujian virus berbiaya rendah di rumah.
Masker non-anyaman ini memiliki filter yang dilapisi antibodi ostrich atau burung unta yang mampu mendeteksi Covid.
Baca Juga: Ini Dia Alur Proses Cara Mengurus Sertifikasi Halal BPJPH dari Kemenag
Ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan ‘unggas raksasa’ ini memiliki ketahanan yang kuat terhadap penyakit.
Dikutip dari DailyMail, belum lama ini, antibodi diekstraksi dari telur burung unta yang telah disuntik virus corona yang tidak aktif atau mengancam.
Antibodi ini kemudian ditransfer pada keturunannya melalui kuning telur. Antibodi unta a juga terbentuk jauh lebih cepat, hanya enam minggu dibandingkan dengan 12 minggu pada ayam.
Baca Juga: Malam Nisfu Syaban Jatuh pada 17 Maret 2022, Begini Tata Cara Sholatnya
Dalam penelitian yang dilakukan tim Tsukamoto Yasuhiro di Universitas Prefektur Kyoto Jepang, peserta mengenakan masker selama delapan jam sebelum filter dilepas dan disemprot dengan bahan kimia yang bersinar di bawah sinar ultraviolet jika ada Covid.
Masker yang dipakai oleh orang yang terinfeksi virus bersinar di sekitar hidung dan mulut.
Lampu LED dari smartphone juga dapat digunakan untuk mendeteksi virus.
Para ilmuwan berharap akan dapat mengembangkan temuan ini agar dalam tahap selanjutnya masker akan bersinar otomatis, tanpa pencahayaan khusus.
Baca Juga: Langka Menjelang Bulan Ramadhan, Wakil Ketua DPR Usul Pembentukan Pansus Minyak Goreng
“Ini bentuk pengujian awal yang jauh lebih cepat dan langsung daripada tes PCR,” ujar Tsukamoto, profesor kedokteran hewan dan presiden universitas kepada VICE World News.
Dia menambahkan masker ini juga berpotensi mendeteksi virus pada OTG atau pembawa virus tanpa gejala, yang mungkin tidak dites karena merasa sehat.
Tsukamoto dan timnya bereksperimen selama sepuluh hari dengan 32 pasien Covid-19.
“Antibodi burung unta untuk corona yang ditempatkan pada filter mulut masker mendeteksi virus corona saat batuk, bersin, dan air,” katanya.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,5 di Sukabumi, Getarannya Dirasakan Warga Bandung
“Kami juga berhasil memvisualisasikan antigen virus pada filter pembawa antibodi burung unta saat menggunakan lampu hitam ultraviolet LED dan lampu LED smartphone sebagai sumber cahaya,” lanjutnya.
Para ahli menambahkan keberadaan virus juga dapat dikonfirmasi dari masker pembawa antibodi burung unta yang digunakan oleh orang yang terinfeksi virus corona baru selama delapan jam.
Kepada kantor berita Kyodo, Yasuhiro mengaku dirinya tahu terinfeksi Covid juga setelah mengenakan masker dalam penelitian.
Baca Juga: Gempa Sukabumi Hari Ini 16 Maret 2022, Berikut Doa Bila Terjadi Gempa Bumi Lengkap dengan Artinya
Yasuhiro telah mempelajari burung unta selama dua dekade guna meneliti kekebalan alami mereka melawan flu burung, alergi, dan penyakit lainnya.
Sebelumnya ia sukses membuat masker yang membantu mendeteksi flu babi. Aplikasi paten telah diajukan untuk masker yang akan dikomersialkan ini.
Namun, tim belum melakukan pengujian skala besar ataupun persetujuan pemerintah untuk produksi massal, juga berapa kira-kira harganya.***