GALAMEDIA - Ajang Sirkuit Mandalika baru saja digelar pada Minggu, 20 Maret 2022 kemarin.
Meski ajang bergengsi tersebut telah dilakukan, rupanya gelaran akbar itu masih menjadi perbincangan publik.
Ada hal yang tak luput dari sorotan publik yaitu aksi pawang hujan yang mengundang tanggapan dari politisi PSI, Tsamara Amany.
Baca Juga: Resep Cookies Nanas yang Seenak Nastar, Layak Dicoba Ramadhan Ini
Seperti yang diketahui, pada ajang balapan besar tersebut, Sirkuit Mandalika mendatangkan pawang hujan untuk mengantisipasi jika terjadi hujan turun.
Melalui akun Twitter pribadinya @TsamaraDKI, politisi PSI tersebut menilai tak ada yang memalukan dari ritual pawang yang dilakukan, Rara Isti Wulandari.
Perlu diketahui, aksi pawang hujan tersebut rupanya menuai perhatian sekaligus sorotan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: 4 Olahraga yang Tetap Dapat Dilakukan Saat Puasa di Bulan Ramadhan
Dalam unggahannya, Tsamara menyebut bahwa aksi pawang hujan sebagai salah satu bagian dari budaya di Indonesia.
"Nggak ada yang memalukan dari ini. Pawang memang bagian dari budaya kita," katanya dilansir Galamedia dari akun Twitter @TsamaraDKI pada Selasa, 22 Maret 2022.
Lebih jauh, dirinya menyebut bahwa orang yang merasa malu dengan adanya pawang hujan sebetulnya sedang meyakini konsep budaya Barat sebagai puncak ideal.
"Yang malu sebenarnya dalam alam bawah sadarnya masih melihat apa-apa yang ala Barat sebagai puncak ideal," ucapnya.
Baca Juga: Download Berkas Pendaftaran Polri 2022, Tersedia untuk Akpol dan Bintara
Tsamara Amany tampak membela aksi pawang hujan dengan menegaskan bahwa Indonesia bukanlah barat.
Pasalnya, ia menyebut Indonesia mempunyai tradisi dan cara sendiri, seperti salah satunya pawang hujan yang harus dihargai.
"Kita BUKAN Barat. Kita memiliki tradisi & cara kita sendiri. Itu harus dihargai," ucapnya.
Baca Juga: Bulan Ramadhan Identik Dengan Sholat Tarawih, Berikut Hukum dan Keutamaan Seseorang Yang Menjalankannya
Jelang balapan MotoGP, hujan turun kian deras hingga mengalami penundaan balapan sementara yang seharusnya berlangsung pada pukul 15.00 WITA ditunda selama beberapa menit.
Karena semakin deras, MotoGP akhirnya menutup Pit Lane selama nyaris satu jam, hingga akhirnya mereda dan balapan berlangsung pada pukul 16.15 WITA.
Di tengah-tengah guyuran hujan yang deras, seorang pawang hujan langsung turun ke arena balapan Sirkuit Mandalika untuk mengantisipasi derasnya hujan.
Baca Juga: Lagi Trending, Ini Lirik Lengkap Lagu Feel My Rhythm - Red Velvet
Pawang hujan, Rara Isti Wulandari beraksi dengan memegang mangkuk emas dan sejumlah tongkat tipis kecil di tangannya.
Di tengah guyuran hujan yang deras, Rara Isti Wulandari mengelilingi sirkuit sambil membaca mantra agar cuaca bisa kembali cerah, dan pertandingan bisa dilanjutkan.
Aksi pawang hujan tersebut disaksikan oleh seluruh penonton dan para peserta MotoGP hingga tak lepas dari liputan media luar.***