Gelar Aksi Unjuk Rasa, Mahasiswa Garut Sampaikan Tiga Tuntutan Kepada Pemerintah Daerah

- 8 April 2022, 17:54 WIB
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasai di Kabupaten Garut menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat 8 April 2022.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasai di Kabupaten Garut menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat 8 April 2022. /Agus Somantri/Galamedia/

GALAMEDIA- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasai di Kabupaten Garut menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat 8 April 2022.

Dalam aksinya, mahasiswa menuntut tiga poin penting kepada pemerintah daerah atas kebijakan pemerintah pusat, yaitu terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kenaikan pajak penerimaan negara (PPN), dan kenaikan harga pangan yang dalam beberapa waktu terakhir ini terus melonjak.

Koordinator aksi, Ajang Ahmad Haris, mengatakan, ditengah polemik IKN pemerintah pusat menyusun kebijakan yang sangat mencekik masyarakat.

Baca Juga: Spesifikasi Infinix Zero 5G Lengkap dengan Harga dan Keunggulan, Murah Rasa Flagship

Bahkan menurutnya, kebijakan-kebijakan itu ditetapkan dalam waktu yang terhitung sangat singkat dan diluar pengawasan masyarakat umum.

"Kebijakan-kebijakan itu diantaranya, Pertama, harga bahan pokok yang melonjak. Salah satu diantaranya yang paling membuat masyarakat menderita adalah minimnya ketersediaan minyak goreng," ujarnya di depan Gedung DPRD Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat 8 April 2022.

Menurut Ajang, pemerintah seakan menutup mata pada panjangnya antrian masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng baik kemasan ataupun curah. Dan tak lama setelah antrian-antrian itu mulai sedikit, terangnya, ketersediaan minyak goreng pun mulai mencukupi namun diikuti melonjaknya harga yang drastis hingga hampir 90% di pasaran.

Baca Juga: Selama Ramadhan, Winger Persib Febri Hariyadi Pilih Main Bulutangkis Ketimbang Sepakbola

"Dalam beberapa bulan terakhir ini masyarakat sudah disulitkan dengan susah dan mahalnya harga kebutuhan bahan pokok seperti minyak goreng, dan sekarang ditambah lagi dengan kenaikan BBM dan mulai langka," ucapnya.

Ajang mencontohkan, seperti bahan bakar jenis pertamax yang kini mengalami peningkatan dari Rp9500 menjadi Rp12500.

Apalagi, menurut Ajang, peningkatan ini diikuti dengan minimnya ketersediaan bahan bakar minyak berjenis pertalite, sehingga ecara tidak langsung memaksa masyarakat untuk menggunakan bahan bakar berjenis pertamax.

Baca Juga: Bermodalkan HP, Begini Cara Praktis Cairkan BLT Minyak Goreng Rp300 ribu

Menurut AJang, hal ini tidak terlalu berdampak bagi masyarakat ekonomi ke atas, namun akan menjadi penderitaan bagi masyarakat ekonomi tingkat menengah. Sehingaa tentunya hal ini akan berdampak pada pengeluaran rata-rata masyarakat setiap harinya.

Kemudian, tambah Ajang, kenaikan PPN yang walaupun hanya satu persen namun jika diterapkan secara masif tentu akan berdampak besar pada pengeluaran masyarakat.

Maka dari itu, ungkapnya, peserta aksi menuntut pemerintah daerah untuk satu suara bersama masyarakat Garut menyatakan ketidaksetujuan terhadap kebijakan,
kenaikan harga BBM jenis apapun, kenaikan PPN, daan kenaikan harga pangan.

Baca Juga: Striker Persib Ezra Walian Pilih Gunakan Waktu Liburan Bersama Keluarga di Belanda

Ajang kembali menegaskan, bahwa masyarakat sudah cukup menderita dengan berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat. karena itu, jika nantinya poin tuntutan tersebut tidak disetujui oleh Pemkab Garut, mmaaka pihaknya berencana aakaan berangkat ke Jakarta.

"Jika audiensi kami di DPRD Garut tidak di dengar atau tidak ada kata sepakat, maka tidak menutup kemungkinan kami akan menuju Senayan," katanya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x