Fahri Hamzah Menduga Tiket Capres 2024 Sudah Dimonopoli Oligarki

- 25 April 2022, 21:54 WIB
Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, menduga tiket calon Presiden di pilpres 2024 mendatang sudah ada di tangan para oligarki.
Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, menduga tiket calon Presiden di pilpres 2024 mendatang sudah ada di tangan para oligarki. /Rio Riyzki Batee/Galamedia/
GALAMEDIA - Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, menduga tiket calon Presiden di pilpres 2024 mendatang sudah ada di tangan para oligarki. 
 
Padahal, seharusnya tiket capres ini diambil dari perolehan suara pemilu terbaru yakni tahun 2024 melalui perolehan suara parpol. 
 
"Kita harus bereskan tiket palsu atau tiket kadaluwarsa itu, setelah itu baru masalah electoral threshold pada pemilu terbaru di 2024 itu, " ungkapnya di sela safari Ramadhannya di Bandung, Minggu  24 April 2022. 
 
 
Menurutnya threshold dari hasil pemilu legislatif 2024 akan menjadi tiket baru. Karena electoral threshold itu syarat kemenangan bukan syarat maju menjadi capres. 
 
"Di seluruh dunia itu tidak ada threshold dijadikan syarat maju menjadi capres, tapi syarat kemenangan. Kalau syarat maju seperti di Amerika melalui konvensi dari tingkat bawah sampai tingkat tertinggi," terangnya. 
 
Ini berbeda dengan Indonesia, lanjutnya, sebuah partai tanpa syarat bisa mencalonkan pada putaran pertama. Dengan demikian tidak ada calon dari independen, semua capres mengunakan kendaraan partai politik. 
 
 
"Akan menjadi rumit (calon independen), pakaikan partai politik. Karena partai politik juga ingin memenangi sebagai bentuk keterpilihan dari masyarakat, " ujarnya.
 
Dengan demikian, semua bisa maju melalui partai politik hasil pemilu terbaru di 2024. Tiket terbaru inilah yang membuat semua pihak yang diunggulkan bisa diusung oleh partai politik untuk maju di capres 2024. 
 
"Ini membuat Kang Emil bisa maju, Khofifah maju, pak Edi dari Sumut bisa maju, (wakil) dari Lombok bisa maju, dan ketua Umum saya, pak Anis Matta juga bisa maju. Ini yang muda-muda yang kasihan, mereka tidak punya tiket. Makanya tarung dulu di putaran pertama, boleh jadi ada ide terbaik. Nah nanti di putaran kedua terpilih jadi dua orang, ini saripatinya, " jelasnya. 
 
 
Fahri tidak mengkhawatirkan banyaknya calon yang akan ikut bakal calon presiden. Dari partai politik yang terverifikasi hanya belasan kandidat. 
 
 "Jadi santai saja, itu ada caranya kok, " tambahnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x