Biden Akan Temui Putra Mahkota Saudi MBS, Perbaiki Hubungan dengan Penguasa Kerajaan Arab Saudi

- 15 Juni 2022, 11:53 WIB
Presiden AS Joe Biden AKAN Temui Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) Perbaiki Hubungan dengan Penguasa de Facto Kerajaan Saudi//Olah foto kolase thumbnail Twitter DailyMail
Presiden AS Joe Biden AKAN Temui Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) Perbaiki Hubungan dengan Penguasa de Facto Kerajaan Saudi//Olah foto kolase thumbnail Twitter DailyMail /

GALAMEDIA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengunjungi Arab Saudi pada 15 dan 16 Juli untuk memperbaiki hubungan antara AS dengan pemilik cadangan minyak terbesar kedua di dunia tersebut.

Dikutip dari DailyMail, Kamis 15 Juni 2022, Biden juga akan melakukan kunjungan ke Israel dan Tepi Barat. Gedung Putih mengonfirmasi, Rabu waktu setempat.

Di Arab Saudi, Biden berencana bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto kerajaan Saudi. Demikian diungkap pejabat senior pemerintah kepada wartawan melalui panggilan singkat.

Baca Juga: BTS Umumkan Hiatus Tanpa Batas Waktu, Fokus Solo Karier: See You Again Someday

Selama singgah di Jeddah, Biden diperkirakan akan bertemu sejumlah pemimpin regional, termasuk MBS sebagai bagian dari pertemuan puncak Dewan Kerjasama Teluk atau GCC+3.

“Semua baru saja menerima email.. semua yang akan saya lakukan di Timur Tengah. Saya fokus pada tenaga kerja.." kata Biden kepada wartawan sebelum menuju Air Force One untuk perjalanan ke Philadelphia sebagai pembicara  AFL-CIO.

Gedung Putih yang sebelumnya tak juga memberi kepastian soal pertemuan Biden dengan MBS mengatakan Presiden AS akan bertemu Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud termasuk Putra Mahkota MBS.

Baca Juga: 2.779 Jamaah Haji Indonesia dari Tujuh Kloter Menuju Mekkah

"Ya kita bisa mengatakan presiden akan bertemu Putra Mahkota juga," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada hari Selasa.

Arab Saudi, dalam pernyataannya mengenai kunjungan ini mengatakan Biden dan MBS akan bertemu.

"Putra Mahkota MBS dan Presiden Biden akan mengadakan pembicaraan resmi yang berfokus pada berbagai bidang kerja sama bilateral dan upaya bersama untuk mengatasi tantangan regional dan global," ungkap pernyataan dimaksud.

Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi: Zulkifli Hasan jadi Mendag, Muhammad Lutfi ke Mana?

Sementara wakil juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Biden akan bertemu  Raja Saudi dan pertemuan dengan MBS menjadi bagian dari itu.

“Biden  akan bertemu secara bilateral dengan tim Raja Salman dan Putra Mahkota adalah bagian dari tim itu.. Dia menantikan diskusi yang luas," katanya di Morning Joe MSNBC.

Perjalanan Timur Tengah Biden  dilakukan ketika harga bahan bakar di Amerika Serikat terus melonjak. Persoalan domestik utama yang diharapkan dapat ditangani Biden menjelang pemilihan mid-term November nanti.

Baca Juga: Sempat Disebut ke Persib, Pemain Jepang Rei Tachikawa Ternyata Jalani Trail Bersama Persija

Selama akhir pekan harga satu galon bahan bakar mencapai $5 untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika.

Arab Saudi merupakan produsen minyak terbesar di dunia dan sebagai anggota kunci OPEC memainkan peran besar dalam menetapkan harga minyak di seluruh dunia.

Gedung Putih mengumumkan perjalanan tersebut setelah Arab Saudi bulan ini membantu mendorong OPEC+ meningkatkan produksi minyak 648.000 barel per hari untuk  bulan Juli dan Agustus.

Gedung Putih mengeluarkan pernyataan terima kasih kepada kerajaan Saudi, sebuah langkah yang dilihat sebagai upaya mencairkan hubungan dingin antara Washington D.C. dan Riyadh.

Baca Juga: Islam Jalan Tengah

Biden juga memuji kerajaan Saudi yang sepakat memperpanjang gencatan senjata dengan mediasi PBB dalam perang tujuh tahun dengan Yaman. Presiden Biden menyebut keputusan itu sebagai langkah berani.

Gedung Putih juga  menekankan bahwa Raja Salman adalah penguasa Kerajaan Saudi. Untuk itu Biden dikatakan memosisikan  diri sebagai Presiden AS dengan otoritas yang setara dengan Raja Salman, bukan putra mahkota.

Presiden berkunjung atas undangan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, kata Jean-Pierre dalam pernyataan Selasa pagi.

Baca Juga: Profil Zulkifli Hasan, Ketum PAN yang Dikabarkan akan Menjabat Menteri Perdagangan Gantikan M Lutfi

Dia mengatakan Biden akan membahas gencatan senjata yang dimediasi PBB di Yaman, keamanan ekonomi, ancaman dari Iran, hak asasi manusia, dan memastikan energi global serta ketahanan pangan.

Awal bulan ini, Gedung Putih mengatakan Biden masih menilai MBS sebagai  'pariah' usai pernyataan intelijen AS atas perannya dalam pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Turki pada 2018.

Para advokat hak asasi manusia mendorong Biden untuk tidak melakukan perjalanan tanpa membahas perlakuan Saudi terhadap warganya.

Baca Juga: The Kamasan Sajikan Kopi dari Para Empu

“Hak asasi manusia selalu menjadi bagian dari percakapan kami. Tidak diragukan lagi itu akan menjadi bagian dari pertemuan yang dilakukan Presiden di kawasan itu, baik di Jeddah dan juga, tentu saja, di Israel," kata pejabat senior pemerintah.

Tetapi John Kirby tidak memastikan Biden bakal berbicara tentang pembunuhan Khashoggi dengan MBS. Meski demikian HAM masuk dalam agenda pembicaraan.

Saat menjabat presiden, Biden menegaskan hanya akan berurusan dengan Raja Salman bukan putra mahkota.

Baca Juga: Hits Lagi di TikTok, Ini Lirik Lengkap Lagu Keabadian Milik Reza Artamevia

Selama kampanye presiden 2020, Biden menyebut MBS sebagai 'pariah' terkait  pembunuhan Khashoggi.

Wartawan Washington Post itu dibunuh di Turki pada 2018. CIA menyimpulkan MBS memerintahkan pembunuhan itu.

Pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul menodai citra putra mahkota MBS sebagai reformis.

Pertemuan terakhir antara pejabat AS dan MBS dilaporkan tidak berjalan dengan baik.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x