Twitter Menyewa Firma Hukum Wachtell untuk Menuntut Elon Musk

- 11 Juli 2022, 11:25 WIB
Elon Musk dan Twitter//instagram.com/elonmuskofficial|Reuters
Elon Musk dan Twitter//instagram.com/elonmuskofficial|Reuters /

GALAMEDIA - Twitter Inc. melalui firma hukum AS Wachtell, Lipton, Rosen & Katz LLP  bersiap menuntut Elon Musk serta memaksanya menyelesaikan akuisisi perusahaan media sosial tersebut senilai $44 miliar.

Musk, selaku CEO dari Tesla pada hari Jumat mengakhiri kesepakatan dan mengatakan Twitter gagal memberikan informasi tentang akun palsu di platform. Setelah itu chairman Twitter, Bret Taylor bersumpah melakukan perlawanan hukum.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr Musk..." tulisnya.

Baca Juga: Siapa Pemeran Ayu di Sinetron Cinta Setelah Cinta? Berikut Profil Indah Indriana

Twitter berencana mengajukan gugatan hukum awal pekan ini di Delaware, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Sedangkan pengacara Musk mengatakan, "Twitter melakukan pelanggaran material terhadap beberapa ketentuan Perjanjian itu, tampaknya telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang diandalkan oleh Musk ketika memasuki Perjanjian Penggabungan."

Demikian dikutip Galamedia dari Reuters, Senin 11 Juli 2022.

Twitter menolak berkomentar atas isu ini. Sementara pihak firma hukum belum menanggapi pertanyaan Reuters.

Baca Juga: Simak CARA DAFTAR dan LINK Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 36

Wachtell, Lipton, Rosen and Katz pernah menjadi penasihat hukum Elon Musk ketika dia ingin menjadikan Tesla perusahaan tertutup pada 2018.

Saat itu, Musk mengaku sudah mendapatkan dana sebesar 72 miliar dolar AS untuk menjadikan Tesla perusahaan tertutup.

Musk dan Tesla masing-masing membayar $ 20 juta dalam denda perdata dan Musk mengundurkan diri sebagai ketua Tesla untuk menyelesaikan klaim Komisi Sekuritas dan Bursa AS bahwa ia menipu investor.

Musk juga mengatakan dia pergi karena Twitter memecat eksekutif berpangkat tinggi dan sepertiga dari tim akuisisi bakat. Ini melanggar kewajiban Twitter untuk "melestarikan secara substansial komponen material dari organisasi bisnisnya saat ini."

Baca Juga: Berikut Syarat Naik KRL dan KA Lokal Sesuai SE Kemenhub Terbaru

Keputusan Musk kemungkinan akan menghasilkan pergumulan hukum yang berlarut-larut antara miliarder terkaya tersebut dan perusahaan berusia 16 tahun yang berbasis di San Francisco.

Twitter berharap bahwa proses pengadilan akan dimulai dalam beberapa minggu dan diselesaikan dalam beberapa bulan.

Ada banyak preseden untuk negosiasi ulang kesepakatan. Beberapa perusahaan melakukan reprice terhadap akuisisi yang telah disepakati ketika pandemi COVID-19 merebak pada tahun 2020 dan memberikan kejutan ekonomi global.

Baca Juga: PSSI Ungkap Nasib Shin Tae-yong Usai Indonesia Gagal di Piala AFF U-19 2022

"Saya akan mengatakan Twitter berada dalam posisi yang baik secara hukum untuk menyatakan bahwa itu memberinya semua informasi yang diperlukan dan ini adalah dalih untuk mencari alasan untuk keluar dari kesepakatan," kata Ann Lipton, dekan asosiasi untuk penelitian fakultas di Sekolah Hukum Tulan.

Akibat pernyataan Musk tersebut, saham Twitter turun 6% menjadi 34,58 dolar AS dalam perdagangan yang diperpanjang.

Jumlah ini sangat jauh di bawah penawaran Musk sebesar 54,20 dolar AS per saham atau turun 36% dari kesepakatan yang ada untuk membeli Twitter pada bulan April.

Sementara saham Twitter sempat melonjak setelah Musk mengambil saham di perusahaan itu pada awal April, melindunginya dari aksi jual pasar saham yang menghantam platform media sosial lainnya.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x