Pria Ini Gugat Perusahaan karena Tak Mengizinkannya Shalat 5 Waktu

- 29 Juni 2020, 11:28 WIB
Ilustrasi shalat.
Ilustrasi shalat. //PIXABAY/(Pixabay)

Ia menyatakan pihaknya tidak pernah menyatakan larangan itu kepada Brown.

"Kami sangat mendukung hak-hak ketenagakerjaan yang telah disahkan melalui undang-undang oleh Pemerintah Indianapolis. Kasus tuduhan diskriminasi agama yang dilaporkan Brown juga pertama merupakan yang pertama kalinya bagi kami," terang Martin Cain.

Versi Brown, kasus berawal saat ia menjelaskan kepada pihak perusahaan soal kewajibannya. Menurut Brown, dia harus menghabiskan waktu setidaknya 10 menit setiap kali menjalankan shalat.

Baca Juga: Jokowi Minta Tidak Ada Lagi Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19

Ia juga memohon keringanan satu jam setiap minggu untuk bisa melakukan shalat Jumat berjemaah di luar lokasi kerjanya yang hanya berjarak lima menit saja.

Brown tak tinggal diam, ia juga melaporkan kejadian yang dialaminya kepada komite keagamaan terkait. Kemudian salah satu pemuka agama menyebut perusahaan telah melakukan kejahatan yang bersifat rasial.

Di sisi lain StaffMax tak menampik tudingan dan "menyerang" balik Brown. StaffMax menyebut Brown seharusnya mengatakan permohonan untuk bisa melakukan shalat lima waktu saat masih dalam proses wawancara kerja bukan setelah kontraknya dimulai.

"Hal-hal seperti ini seharusnya dikomunikasikan kepada kami saat karyawan belum mulai bekerja," terang pihak StaffMax.

Baca Juga: Ulla, Perempuan yang Mengakhiri Penantian Titel Juara Liverpool

Namun Brown bersikeras permohonan tersebut sempat diajukannya kepada dua orang koordinator. Hanya saja, lanjut Brown, mereka menolaknya.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x