Dua Kapal Induk AS Latihan Bareng di Laut China Selatan Usai ASEAN Tolak Klaim Historis China

- 29 Juni 2020, 14:29 WIB
The USS Ronald Reagan (U.S. NAVY)
The USS Ronald Reagan (U.S. NAVY) /


GALAMEDIA - Sehari setelah 10 pemimpin negara ASEAN (Association of South East Asian Nations) menolak klaim historis China atas Laut China Selatan, dua kapal induk Amerika Serikat (AS) menggelar latihan bersama.

Komandan AS menyatakan Carrier Strike Groups yang terdiri dari kapal induk USS Nimitz dan USS Ronald Reagan memulai latihan tersebut untuk meningkatkan "komitmen responsif, fleksibel, dan konsisten, AS" terhadap kesepakatan pertahanan timbal balik dengan sekutu dan mitra di Indo-Pasifik.

Kegiatan tersebut juga digelar tepat sepekan setelah USS Nimitz dan kapal militer AS lainnya, USS Theodore Roosevelt, melakukan operasi bersama di perairan tersebut.

Baca Juga: Syok Dapat Kiriman Email dari Ayah yang Telah Meninggal, Kisah Horor Gadis Ini Bikin Netizen Meleleh

Dalam laporan Japan Times, sangat jarang melihat tiga kapal induk AS beroperasi dalam satu waktu bersamaan di kawasan barat Pasifik. Selama ini, AS juga tidak pernah melakukan latihan militer dua kali berturut-turut dalam jangka waktu yang berdekatan.

"Kami secara agresif mencari setiap peluang untuk memajukan dan memperkuat kemampuan dan kecakapan kami dalam melakukan semua operasi perang domain," ucap Komandan Carrier Strike Group 5, Laksamana Muda George Wikoff pada Ahad (28/6/2020).

Wikoff menuturkan operasi duel kapal induk ini menunjukkan komitmen AS terhadap para sekutu di kawasan Asia Tenggara untuk "secara cepat memerangi dan menghadapi semua pihak yang menentang norma internasional" di kawasan.

Baca Juga: Sering Buat Onar, Keberadaan Berandal Bermotor Resahkan Warga

Pernyataan Wikoff itu datang menyusul agresivitas China yang terus meningkat sejak awal tahun demi memperkuat klaimnya di Laut China Selatan yang tumpang tindih dengan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, hingga Brunei.

China terus mengerahkan ratusan kapal ikan dan patrolinya ke Laut China Selatan hingga sempat menimbulkan friksi dengan beberapa negara seperti Vietnam, Malaysia, hingga Indonesia di awal tahun ini setelah puluhan kapal ikan Tiongkok menerobos ZEE di perairan Natuna.

Meski Indonesia mengaku tak memiliki sengketa wilayah dengan China di Laut China Selatan, aktivitas kapal ikan dan kapal patroli China di ZEE Indonesia di dekat perairan Natuna kian mengkhawatirkan Jakarta.

Baca Juga: Jadi Google Doodle, Ini Fakta Menarik Subak Asal Bali yang Mendunia

AS bukan negara bersengketa di Laut China Selatan. Namun, AS selama ini berulang kali mengecam klaim historis China di perairan yang dinilainya sebagai wilayah internasional.

AS pun mendukung negara ASEAN untuk menolak klaim China atas perairan yang menjadi jalur perdagangan internasional tersebut. Negeri Paman Sam kerap melakukan operasi dan latihan demi menjaga asas kebebasan bernavigasi di perairan internasional tersebut.

Sehari sebelum USS Nimitz dan USS Ronald Reegan memulai latihan di Laut China Selatan, 10 negara ASEAN menyatakan bahwa menolak klaim China atas Laut China Selatan yang melanggar Konvensi Hukum Kelautan Internasional PBB (UNCLOS) 1982.

Baca Juga: Presiden Jokowi, Jangan Biarkan Mereka Mati Dulu Baru Kita Bantu

ASEAN menekankan semua pihak harus mendasari klaim atas kedaulatan di wilayah itu berdasarkan UNCLOS (United Nations Convention on The Law of the Sea) 1982.

"Kami menegaskan kembali bahwa UNCLOS 1982 adalah dasar untuk menentukan hak maritim, hak berdaulat, yurisdiksi, dan kepentingan sah atas zona maritim," ujar pernyataan bersama 10 negara ASEAN pada Sabtu (26/6/2020) usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x