WHO Memprediksi Penderita Covid-19 Melonjak 2 Kali Lipat di September

- 30 Juni 2020, 03:30 WIB
Pemeriksaan Covid-19 terhadap warga Wuhan, China.
Pemeriksaan Covid-19 terhadap warga Wuhan, China. /



GALAMEDIA - Setelah enam bulan wabah pertama dilaporkan di Kota Wuhan, China, hingga saat ini sudah lebih dari 10 juta orang di dunia terpapar virus corona (Covid-19).

Terkait hal itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (29/6/2020), menyatakan, angka penularan belum melambat. Diprediksi jumlah penularan bisa mencapai 20 juta orang pada September 2020.

Pandemi Covid-19 sekarang sudah dilaporkan terjadi di 210 negara. Kecuali di benua antartika.

Virus Corona baru juga sudah resmi dinyatakan sebagai penyebab kematian lebih dari 500 ribu orang di seluruh dunia. Virus ini dengan cepat menyebar setelah China melaporkan ke WHO tanggal 31 Desember 2019 soal kasus radang paru-paru yang tidak biasanya di Wuhan.

Baca Juga: Ada Surat Penangkapan, Donald Trump Jadi Buronan Negara Iran

Bulan Januari, Covid-19 dengan cepat menyebar ke berbagai kawasan di China hingga akhirnya mencapai seluruh 31 provinsi di negara tersebut. China mengalami puncak kasus dengan adanya 6.500 kasus dalam masa 24 jam pada pertengahan Februari 2020.

Angka penularan bisa dikendalikan setelah kota Wuhan, dengan penduduk lebih dari 10 juta orang, ditutup sepenuhnya (lockdown), ditambah kebijakan social distancing dan peningkatan jumlah tes.

Pada Ahad (28/6/2020), kasus aktif virus corona di China berada di bawah angka 1.000. Namun 4.641 orang di China meninggal akibat virus corona. Sejak akhir Februari korban kematian terbanyak berada di luar China.

Kasus pertama di luar China dilaporkan terjadi di Thailand, tanggal 15 Januari. Kemudian dengan cepat menyebar ke Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Amerika Serikat. Menariknya, Thailand selama ini hanya mencatat 58 kematian akibat virus tersebut.

Baca Juga: Dimakamkan Hari ini, Kerajaan Umumkan Pangeran Arab Saudi Wafat

Di bulan Maret, pusat penyebaran virus berada di kawasan Eropa. Tanggal 5 Maret 2002, Eropa mencatat separuh dari kasus virus corona di dunia terjadi di kawasannya.

Ratusan juta warga Eropa harus menjalani karantina dilarang keluar rumah di saat pemerintah berusaha menghentikan penyebaran virus. Dua kluster besar yang merepotkan pemerintah adalah yang terjadi di Italia Utara.

Di pertengahan bulan Maret, dengan lockdown yang ketat, Italia mengalami masa puncak penyebaran virus. Dalam dua bulan terakhir angka penularan di Italia mulai menurun dan di awal bulan Juni lalu negara tersebut kembali dibuka dengan pelonggaran pembatasan perjalanan di dalam negeri.

Pada Sabtu (27/6/2020), hanya ada 8 kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan di Italia. Itu pertama kalinya angka kematian berada di bawah angka 10 sejak 1 Maret 2020.

Baca Juga: Dari Aksi Penyelundupan Hingga Perdagangan Narkoba, Kim Jong-un Bisa Hidup Bergelimangan Harta

Angka penularan di Eropa sudah mencapai titik puncak, meski Rusia kini disebut sebagai daerah penularan baru. Angka kematian di Inggris, Italia, Spanyol dan Prancis dilaporkan terus menurun.

Virus corona tidak mengenal perbatasan negara. Di bulan April, Amerika Serikat menjadi pusat penyebaran baru dan sampai sekarang masih berjuang untuk mengatasinya.

Angka penularan di Amerika Serikat sudah lebih tinggi dari seluruh jumlah kasus di Eropa. Lebih dari satu bulan, 30 persen kasus Covid-19 di seluruh dunia terjadi di Amerika Serikat.

Jika awalnya penyebaran Covid-19 di luar China terjadi di negara-negara maju, seperti di Eropa dan Amerika Serikat, kini negara berkembang yang menjadi pusat penyebaran.

Baca Juga: ASN Pemprov Jabar Serahkan Rp 11 Miliar Untuk Menangani Covid-19

Banyak negara di lokasi yang disebut 'hotspot' di Amerika Latin, Asia Selatan dan Afrika tampaknya masih akan lama berjuang untuk bisa mengatasi penyebaran virus tersebut.

WHO menyatakan Amerika Selatan sebagai pusat penyebaran baru di akhir bulan Mei, dengan angka penularan setiap harinya di Brasil sudah melampaui Amerika Serikat. Brazil mencatat lebih dari 1,3 juta kasus, lebih dari 50 ribu kematian, sementara Peru dan Chile masing-masing melaporkan adanya 250 ribu kasus penularan.

Penularan Covid-19 di Afrika dilaporkan sudah menurun, namun WHO memperingatkan virus ini sekarang sudah ditemukan di luar ibukota masing-masing negara di Afrika. Kurangnya kemampuan tes dan pasokan lainnya telah dianggap bisa memperlambat penanganan virus corona di kawasan ini.

Mesir, Afrika Selatan dan Nigeria melaporkan angka penularan tertinggi di benua Afrika, dimana Afrika Selatan memiliki 30 persen dari sekitar 350 ribu kasus di Afrika.

Baca Juga: Dihajar Nikita Mirzani Hingga Trending Topic, Baim Wong Buka Suara

Di Asia Selatan, India sejauh ini yang paling parah terkena dengan 500 ribu kasus, keempat terbesar di dunia.

Angka penularan virus corona masih terus meningkat di seluruh dunia. Hanya dalam 45 hari penularan kasus virus corona meningkat dari angka dua juta menjadi enam juta orang. Kemudian dalam waktu 28 hari angka tersebut meningkat kembali mencapai 10 juta.

Bila virus ini tidak melambat penyebaran, maka angka kasus Covid-19 bisa mencapai 20 juta di bulan September. Angka kematian juga diperkirakan akan lebih tinggi lagi.

Jumlah angka penularan dan kematian sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi dari angka yang dilaporkan secara resmi. Tingkat kematian di masing-masing negara akan tergantung bagaimana sistem layanan kesehatan di sana.

Baca Juga: Unggah Tarian di TikTok, Penari Perut Ini Dihukum Tiga Tahun Penjara dan Denda Ratusan Juta

Di Yemen, misalnya, dimana penyebaran kasus tidak bisa dilacak, mengalami tingkat kematian tertinggi di dunia. Sebelumnya, jumlah kematian tertinggi di awal pandemi terjadi di negara-negara Eropa, seperti Italia, Spanyol, Prancis, dan Inggris.

Angka kematian juga tinggi di negara yang tidak bisa melakukan tes dalam jumlah besar untuk melacak kasus yang ada. Sementara di Australia, angka kematian sejauh ini adalah 1,3 persen dari mereka yang tertular virus corona.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x