GALAMEDIA - Mak Emeh (70) dan suaminya Rosid, warga Kampung Palalangon, Desa Nanjung Jaya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, harus rela tinggal di rumah yang tidak layak huni dan hampir ambruk. Warga yang tercatat sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sangat mendambakan rumahnya untuk direnovasi secara layak.
Kondisi rumahnya yang hampir ambruk di isi oleh tiga orang dan satu anaknya yang bontot. Dalam sehari-hari keluarga tersebut hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk bisa bertahan hidup termasuk kondisi Mak Emeh yang tengah sakit-sakitan dan matanya tidak bisa melihat.
Baca Juga: ITB Genap Berusia 100 Tahun, Rektor: Lebih Kencang Berlari
"Emak, sudah sakit-sakitan dan suami juga menderita benjolan pada bagian leher, anak yang bungsu mengidap epilepsi. Berdoa dan berikhtiar agar rumah bisa diperbaiki terus dilakukan pada maha kuasa," ujar Mak Emeh, Kamis 2 Juli 2020.
Mak Emeh menuturkan, sangat sedih saat melihat rumah tetangga mendapatkan bantuan dari pemerintah, sedangkan dirinya sama sekali tidak tersentuh bantuan.
"Emak, tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam merenovasi rumah," ucapnya.
Baca Juga: Ngenes Disudutkan, Via Vallen Bongkar Alasan Tolak Pije ke Rumahnya
Sementara Kepala Desa Nanjung Jaya, Kecamatan Kersamanah, Femi Rosmiati, mengatakan, di Desa Nanjung Jaya masih banyak rumah warga yang tidak layak huni, termasuk salah satunya rumah Mak Emeh.
"Kita terus mengajukan permohonan bantuan terhadap pemerintah dalam menyelesaikan pembangunan rumah tidak layak huni," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, pada tahun 2020 mendapatkan bantunan BSPS dari pemerintah pusat untuk pembangunan rumah tidak layak huni sebanyak 20 rumah. Namun, saat survei pengajuan rumah Mak Emeh tidak terdaftar termasuk bantuan dari Pemkab Garut.