Manfaatkan Konsep Ketahanan Pangan Desa dengan Program Leuit Desa Beas Perelek

- 3 Juli 2020, 08:59 WIB
 Pendiri sekaligus Pembina Lembaga Swadaya Masyarakat Kampus Desa BVA Management, Budi Yuniarsa, (tengah) saat memberikan bantuan Baes Perelek bersama Aparat Desa di Kabupaten Bandung, belum lama ini.
Pendiri sekaligus Pembina Lembaga Swadaya Masyarakat Kampus Desa BVA Management, Budi Yuniarsa, (tengah) saat memberikan bantuan Baes Perelek bersama Aparat Desa di Kabupaten Bandung, belum lama ini. /ist/

GALAMEDIA - Proses simulasi sistem pemberian bantuan pada masa pandemi wabah corona (Covid-19) yang telah menjadi pandemi dunia ini, tak sedikit masyarakat kelas bawah merasakan betul imbas dari wabah yang satu ini.

Dengan memanfaatkan konsep Ketahanan Pangan Desa melalui program Leuit Desa dan program Beas Perelek menjadi solusi ditengah carut marutnya data pemerintah melalui Kemeterian Sosial.

Pada masa pemberian bantuan Covid-19 ini, masyarakat perlu diedukasi atau diberi arahan tentang Protokol Kesehatan, agar pemberian bantuan langsung juga memperhatikan sosial distancing.

Baca Juga: AS Pandang Latihan Militer China Perkeruh Situasi

Hal ini, dikatakan Pendiri sekaligus Pembina Lembaga Swadaya Masyarakat Kampus Desa BVA Management, Budi Yuniarsa, melalui press releasenya ke galamedianews, Jumat 3 Juli 2020.

Menurutnya, pemberian bantuan saat Covid-19 ini, menjadi perhatian nasional tentang data pemerintah yang kurang valid. Hal itu, khususnya bagi penerima bantuan hingga tingkat RT dan W tak sedikit yang tumpang tindih.

“Kami mencoba dengan simulasi sistem pemberian bantuan hingga tingkat RW dilakukan pembagian wilayah. Misalnya, RW dengan jumlah 4 (empat) RT dibagi pemberian bantuannya per 2 (dua) RT pada waktu siang hari, dan 2 RT pada sore harinya,” katanya.

Baca Juga: Ini Kendala Iblis dalam Menggoda Manusia

“Tentunya, dengan Pengawasan pemberian bantuan akan diawasi langsung oleh Ketua Kelompok Bantuan Sosial dan Penanggulangan Bencana (KBSPB) RW yaitu Ketua DKM dibantu oleh pengurus KBSPB RW yaitu perwakilan Remaja Mesjid dan Karang Taruna RW,” ujarnya.

Kampus Desa ini, katanya, banyak membantu dan membimbing masyarakat desa dengan secara terus menerus. Tentunya, target penyempurnaan sistem akan berlangsung selama 1 (satu) bulan dan Persiapan duplikasi sistem akan disiapkan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan.

“Duplikasi ini, akan dilakukan pada desa-desa terdekat berikutnya (satu kecamatan). Setelah itu diharapkan program ini akan menjadi kebiasaan baru (New Normal) yang kembali pada kearifan lokal masyarakat desa,” papar Budi.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Kota Bandung Naik, Jumlah Pasien Meninggal Bertambah

Tentunya, Program yang berkelanjutan bagi Ketahanan Pangan Desa ini, pasalnya, sistemnya telah diterapkan dibeberapa desa diwilayah Kabupaten Bandung, dan terus diperbaiki serta disiapkan pengembangan program-program lainnya yang dikaitkan pada integrasi Sistem Ketahanan Pangan Desa.

Wadah beas perelek sudah mulai dipasang di depan rumah penduduk untuk ikut berpartisipasi dalam bantuan sosial covid-19 dan kedepan menjadi program Ketahanan Pangan Desa sebagai role model.

“Ya, dengan masyarakat tidak lapar maka akan meminimalkan kriminalitas, radikalisme dan separatisme didaerah. Tentunya, wadah beras ini menjadi kebanggaan kami sebagai warga desa yang ingin berbuat lebih dan membantu antar sesama, yang terkena dampak sosial covid 19. Hal ini, tentunya sebagai kepedulian sosial kami pada masyarakat yang hanya dengan memberi satu atau dua sendok bahkan satu cangkir beras yang disisihkan setiap hari,” tandasnya.  

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x