Emil Tak Ingin Ada Kasus Impor Covid-19 di UTBK SBMPTN

- 3 Juli 2020, 13:13 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /


GALAMEDIA - Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menegaskan, calon mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di tujuh perguruan tinggi negeri di Jabar harus benar-benar warga yang berdomisili di Jabar.

Bagi, calon lulusan SMA/SMK sederajat tersebut yang bukan warga Jabar sudah diarahkan untuk mengikuti tes-nya di universitas terdekat.

“Kita mencermati isu baru yakni testing calon mahsiswa ke perguruan tinggi negeri. Sudah ada keputusanya bawah mereka yang akan ikut test secara fisik harus warga Jabar. Yang di luar Jabar sudah kita arahkan untuk mengikuti tes di universitas terdekat dengan kota/kabupatennya,” ungkap Emil, sapaan Ridwan Kamil saat jumpa pers di Gedung Negara Pakuan, Jalan Otista Kota Bandung, Jumat, 3 Juli 2020.

Baca Juga: Terjaring OTT KPK, Harta Kekayaan Bupati Kutai Timur Mengejutkan

Keputusan itu diberlakukan, kata Emil, karena ia tidak ingin ada kasus impor Covid-19 di Jabar. Sebab di Cirebon ditemukan kasus Covid-19 yang berasal dari kasus impor dari daerah yang menjadi episnterum zona merah dari propinsi lain.

Ia menambahkan, tes Covid-19 yang akan dilakukan saat ini, selain di pasar tradisionaal, tempat, wisata, statisun/terminal, juga saat ini ke industri. Sebab, gugus tugas mendapatkan kasus Covid-19 di industri besar di Kab. Bekasi. Karena, banyak karyawannya yang tinggal beda lokasi dengan tempat kerja.

“Oleh karena itu, untuk meningkatkan kewaspadaan di bidang ekonomi, kita mewajibkan pihak industri untuk melaksanakan test PCR mandiri. Miniaml dilakukan secara acak kepada 10 persen dari jumlah total karyawannya,” jelas Emil.

Baca Juga: Rizal Ramli Soroti Kondisi Ekonomi di Tengah Pandemi: Cermin Kepemimpinan yang Payah

Seperti diketahui jumlah mahasiswa yang akan mengikuti UTBK SBMPTN sebanyak 80.792 peserta. Ke-7 PTN itu Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Universitas Siliwangi (Unsil), dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

"Ada beberapa kebijakan yang bertujuan untuk melindungi keselamatan peserta tes. Seratur persen harus memenuhi protokol kesehatan," tegas Asisten Daerah (Asda) Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial, Setda Provinsi Jabar, Dewi Sartika.

Ia menyebutkan, jumlah peserta UTBK-SBMPTN di perguruan tinggi Jabar yakni 80.792. Rinciannya, ITB 16.648 peserta, Unpad 11.032 peserta, IPB 14.887 peserta, UPI 15.234 peserta, ISBI 7.206 peserta, Unsika 7.296 peserta, dan Unsil 8.489 peserta.

Baca Juga: Driver Ojol Disarankan Miliki Surat Keterangan Bebas Covid-19

Menurutnya, pelaksanaan tes UTBK-SBMPTN dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang I berlangsung 5-14 Juli 2020, sedangkan gelombang II pada tanggal 20-29 Juli 2020. Setiap gelombang akan digelar dua sesi per hari.

"Apabila ada peserta yang sakit dan tidak bisa ikut atau berhalangan hadir, ini masih dimungkinkan ikut tes pada gelombang kedua. Yang jelas dari tim panitia UTBK akan melayani sebaik-baiknya bagi peserta yang sudah terdaftar menjalani UTBK," katanya.

Dikatakan, pelaksanaan UTBK di setiap perguruan tinggi tersebar di beberapa lokasi. ITB misalnya, menggelar UTBK di kampus ITB, SMA Negeri 1, 2, 3, 4, dan SMA 5 Kota Bandung. Sedangkan, UTBK Unpad hanya berlangsung di kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Kejutkan Risma, Menkes Terawan Soroti Penanganan Covid-19 di Surabaya

Sedangkan lokasi pelaksanaan UTBK IPB tersebar di beberapa tempat. Selain di kampus IPB, UTBK digelar di 16 SMA/SMK kabupaten/kota Bogor. Pun demikian dengan UPI dan ISBI. Sementara UTBK Unsil dan Unsika berlangsung di kampus masing-masing.

Pemrpov Jabar, menurut Dewi, sudah menyampaikan berbagai rekomendasi kepada tujuh perguruan tinggi negeri. Mulai dari pembatasan interaksi, menyiapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19, memiliki satuan tugas, menyediakan pelayanan kesehatan, sampai menyiapkan ruang kesehatan dan ambulance.

"Pengecekan suhu juga harus dilakukan. Peserta dibatasi bagi yang berdomisili di Jabar. Ini untuk menghindari imported case. Yang pasti, mereka membuat surat pernyataan untuk bertanggungjawab selama kegiatan UTBK termasuk berkoordinasi dengan kabupaten/kota tempat pelaksanaan kegiatan. Bagaimana mereka menyiapkan keamanan di sekitar lokasi pelaksanaan UTBK, dan protokol teknis kesehatan UTBK," imbuhnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x