Ngeper Lawan China dan Rusia, AS Tarik Pasukan dari Jerman

- 5 Juli 2020, 16:56 WIB
Pasukan AS siap ditarik dari negara Jerman. (force.net)
Pasukan AS siap ditarik dari negara Jerman. (force.net) /


GALAMEDIA - Ribuan pasukan Amerika Serikat (AS) bakal dipindahkan dari Jerman ke sejumlah negara. Bukan cuma masalah dana keamanan yang tak dibayar Jerman, transfer masif prajurit Amerika tak lain adalah untuk mengantisipasi ancaman dua negara pesaing, yakni China dan Rusia.

Sebelumnya, AS akan memindahkan sejumlah pasukan dan gudang nuklir ke Polandia. Dalam data yang dikutip dari Asia Nikkei Review, Presiden Amerika, Donald Trump, memutuskan untuk menarik pasukannya dari Jerman.

Semula, pasukan Amerika di Jerman berjumlah 34.500 personel sebelum pada akhirnya dikurangi dan tersisa 25.000 perseonel. 9.500 tentara Amerika disebut akan ditempatkan di sejumlah negara Eropa lainnya, dikirim ke kawasan Indo-Pasifik, dikembalikan ke pangkalan militer, atau dipulangkan.

Baca Juga: BMW Mulai Produksi kembali Seri 4 Coupe dan Seri 5 Touring

Tak cuma dari Jerman, Amerika juga akan segera menarik pasukannya dari Afghanistan dan Irak. Kawasan Indo-Pasifik diprediksi akan jadi wilayah yang paling jadi perhatian Amerika. Ribuan tentara akan dikirim ke wilayah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk perang melawan China.

Penasehat Keamanan Nasional Trump, Robert O'Brien, mengatakan bahwa pengerahan pasukan Amerika yang ditarik dari Jerman harus lebih cepat. Sebab, dalam pernyataan O'Brien yang ditulisnya di Wall Street Journal, geopolitik China dianggap sebagai lawan yang paling tangguh sejak Perang Dingin berakhir.

"Untuk menghadapi dua pesaing kekuatan terbesar (China dan Rusia), pasukan Amerika harus dikerahkan ke luar negeri dengan cara yang lebih maju daripada yang mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir," tulis O'Brien dikutip dari Wall Street Journal.

Baca Juga: Ribuan Warga Desa Berhamburan Dengar Erangan Naga, Ternyata Hanya Suara Burung Kecil

"Di teater itu, Amerika dan sekutunya menghadapi tantangan geopolitik yang paling signifikan sejak akhir Perang Dingin,"  lanjut pernyataan O'Brien.

Amerika juga diharuskan untuk mengubah prioritasnya dalam masalah keamanan. Menempatkan banyak pasukan di Timur Tengah ternyata membuat pengawasan Amerika terhadap China lemah. Pada akhirnya, China berhasil membangun kekuatan yang dinilai mampu menandingi hegemoni Amerika.

Sejumlah analis pertahanan melihat ada tiga tren dalam operasi global militer Amerika. Yang pertama, adanya pergerseran geografis dari Eropa dan Timur Tengah ke Asia-Pasifik.

Yang kedua, pergeseran dari pertempuran darat ke konsep "Pertempuran Laut-Udara". Yang terakhir adalah sikap Trump yang cenderung bakal menekan biaya pengeluaran untuk pertahanan.

Baca Juga: Update Virus Corona Indonesia: Pasien Positif Mencapai 63.749 Orang

Tren kedua bisa terlihat dari kekuatan rudal balistik anti-kapal Dongfeng DF-21D dan Dongfeng DF26B. Dengan dua senjata ini, China diprediksi akan mampu menghancurkan armada perang Amerika di lautan.

Sementara di tren terakhir, Amerika yang tengah dipusingkan dengan biaya besar pengerahan pasukan ke sejumlah negara sudah mendesak negara setempat untuk membayar dana keamanan lebih besar. Amerika bahkan menaikkan dana keamanan kepada dua negara Asia, Jepang dan Korea Selatan.***

Artikel ini telah diturunkan pada wartaekonomi.co.id dengan judul, Tarik Pasukan dari Jerman, AS Ciut Lawan China-Rusia.

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x