F-35 Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Begini Pengakuan Menhan Benny Gantz

- 6 Juli 2020, 08:10 WIB
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz. /

GALAMEDIA - Israel dituding sebagai dalang dari insiden ledakan di fasilitas nuklir Iran, Kamis (2/7/2020). Terkait hal itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Benny Gantz mengatakan tidak semua yang terjadi di Iran selalu disebabkan oleh Israel.

"Tidak semua insiden yang terjadi di Iran ada hubungannya dengan kami," kata Gantz, Ahad (5/7/2020) seperti dikutip dari The Jerusalem Post.

Gantz mengatakan sistem pertahanan di situs nuklir itu begitu rumit, dan tidak yakin Iran selalu mematuhinya.

Baca Juga: Putus dari Maudy Ayunda, Arsyah Rasyid Nyambung Sama Susan Sameh? Masih Malu-Malu Ya

"Siapa saja bisa curiga terhadap kami," kata Gantz dalam wawancara dengan Army Radio.

Meski demikian, lanjutnya, Israel akan terus berupaya untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir.

Menurutnya, nuklir Iran akan menjadi ancaman bagi dunia dan kawasan, termasuk Israel.

"Dan kami akan melakukan segalanya untuk mencegah itu terjadi. Kami akan melakukan segala cara untuk mencegah Iran menyebarkan teror dan senjata, tetapi saya tidak merujuk pada setiap kejadian," ujar dia.

Sebelumnya sebuah sumber yang dikutip surat kabar Kuwait, Al-Jareeda mengungkapkan bahwa Israel bertanggung jawab atas dua ledakan yang terjadi di fasilitas nuklir Natanz dan pangkalan produksi rudal di wilayah Parchin, Iran.

Baca Juga: Hari Ini Ikuti Wajib Militer, Kepala Gundul Woo Do-hwan Diremek Lee Min Ho

Ledakan ini diduga akibat serangan siber dan jet tempur F-35 milik Israel.

Iran juga telah mengancam akan melancarkan balasan terhadap siapa saja yang melakukan serangan siber pada situs nuklir mereka.

Kantor berita IRNA menyatakan kemungkinan sabotase dilakukan oleh musuh-musuh Iran termasuk rezim Zionis dan Amerika Serikat.

Iran memang mengumumkan rencananya melanjutkan program pengayaan uranium dan pengembangan senjata rudalnya pada Mei 2019, setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir 205 dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap negara di Timur Tengah itu.

Baca Juga: Jika Ahok Ngebet Ingin Jadi Menteri, Ini Saran dari Refly Harun

Padahal, selama ini Iran dinilai patuh pada perjanjian nuklir 2015, di mana Teheran menghentikan segala bentuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi serta bantuan ekonomi dari negara Barat.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x