23 Proyek Vaksin Virus Corona Telah Diujicobakan kepada Manusia, Begini Progresnya

- 6 Juli 2020, 14:02 WIB
Ilustrasi Vaksin. /Pixabay/geralt
Ilustrasi Vaksin. /Pixabay/geralt /

GALAMEDIA - Perusahaan asal Jerman BioNTech dan perusahaan farmasi raksasa Pfizer, melaporkan hasil awal yang positif dari proyek bersama mereka dalam mengembangkan vaksin Covid-19 (virus corona).

Diketahui dengan nama BNT162b1, ia menghasilkan respons antibodi pada tingkat yang terlihat sesuai dengan serum pemulihan.

CEO BioNTech, Ugur Sahin mengungkapkan antibodi tersebut diambil dari pasien yang sudah sembuh, dalam dosis rendah.

Baca Juga: Diklaim Menteri Pertanian Sebagai Pembunuh Virus Corona, Ternyata Izin Paten BPOM Hanya Sebatas Jamu

Uji coba yang disebut “fase 1/2” ini bertujuan menunjukkan bahwa vaksin tidak beracun dan mampu memicu respons sistem kekebalan untuk mempersiapkan tubuh melawan virus.

Dari 45 orang berusia 18 hingga 55 tahun yang ikut ambil bagian dalam uji coba, sebagian besar mendapatkan dua dosis vaksin atau plasebo, dalam 21 hari terpisah.

Sejumlah besar peserta mengalami demam setelah dosis kedua, menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada situs medrxiv.org. Namun, ini tidak dianggap sebagai batu sandungan.

Vaksin bergantung pada messenger RNA, kode genetik yang masuk ke dalam sel manusia untuk membuatnya menghasilkan antibodi yang secara khusus disesuaikan dengan coronavirus.

Baca Juga: Karangan Bunga Kekecewaan PPDB Membanjiri Balai Kota DKI Jakarta

Selain BioNTech dan Pfizer, beberapa perusahaan lain juga telah mempublikasikan fase awal uji klinis yang menyatakan bahwa vaksin eksperimental mereka menghasilkan respons sistem kekebalan.

Sebanyak 23 proyek vaksin Covid-19 telah dicoba pada manusia, menurut London School of Hygiene & Tropical Medicine. Beberapa di antaranya telah berlanjut ke fase dua atau tiga, ketika mereka menyuntikkan vaksin ke ribuan sukarelawan untuk mengevaluasi efektivitasnya, memantau efek samping, serta mengumpulkan informasi lain yang memungkinkan itu dapat digunakan dengan aman.

Vaksin yang dibuat oleh perusahaan bioteknologi AS, Moderna dan Oxford University yang bekerjasama dengan firma Inggris-Swedia, AstraZeneca, adalah yang berada pada tahap perkembangan paling maju.

Baca Juga: Negaranya Bakal Diobok-obok WHO, China Tunjuk Spanyol yang Temukan Kasus 9 Bulan Sebelum Wuhan

Begitu pula dengan beberapa proyek vaksin di China, termasuk CanSinoBIO yang telah menerima izin untuk memberikan vaksin kepada tentara mereka.

Uji klinis Fase 1 dan Fase 2 menunjukkan kandidat vaksin memiliki potensi untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh coronavirus, yang telah membunuh setengah juta orang di seluruh dunia. Namun keberhasilan komersialnya tidak dapat dijamin.

Hingga saat ini, belum ada vaksin yang disetujui untuk penggunaan komersial melawan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru. ***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x