Yovan, Peserta UTBK Berkebutuhan Khusus yang Bercita-cita Jadi Guru

- 7 Juli 2020, 21:04 WIB
/

GALAMEDIA - Seorang dari tiga peserta ujian tulis berbasis komputer (UTBK) berkebutuhan khusus penyandang tuna netra di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Yovan Rate Azis, Selasa, 7 Juli 2020, mendapat giliran mengikuti ujian tersebut di ruang "Lab Komputer 2" gedung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UNS, kampus Kentingan.

Yovan yang mendaftar sebagai calon mahasiswa baru (Camaba) program studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS melalui jalur SBMPTN itu, saat memasuki ruangan harus mengikuti protokol kesehatan dan mendapat arahan salah seorang teknisi, serta bantuan mengisi nomor dan nama peserta pada komputer.

Yovan Rate Azis, yang beralamat di Kampung Kadipiro, Kota Solo, seusai mengerjakan UTBK, mengungkapkan, dia memilih Prodi pendidikan luar biasa bertujuan mewujudkan cita-cita menjadi guru. Sebagai penyandang disabilitas tuna netra, Yovan bertekat mengajar anak-anak yang sama-sama berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa.

Baca Juga: Disdik Jabar Sediakan Helpdesk PPDB Tahap II

"Cita-cita saya memang menjadi guru. Saya memilih UNS sebagai pilihan pertama dan pilihan kedua adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Semoga saya diterima untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi guru,” ujar Yovan.

Dalam perjuangannya meraih cita-cita, menurut Yovan, dia mempersiapkan diri secara khusus agar dapat mengerjakan soal-soal UTBK. Selama tiga bulan penuh, Yovan belajar secara mandiri di rumahnya, Kampung Kadipiro, Solo, di antaranya secara intensif memanfaatkan aplikasi belajar online untuk mempelajari soal-soal UTBK.

Ketika mengikuti UTBK tersebut, Yovan mendapatkan perlakuan khusus dari panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UNS. Panitia menyediakan peralatan khusus bagi penyandang disabilitas tuna netra untuk mengerjakan soal UTBK. Di antara peralatan dari panitia yang digunakan Yovan berupa kertas, reglet, dan nonvisual desktop access (NVDA).

Baca Juga: Dokumen Kependudukan di Cimahi Kini Gunakan Kertas HVS

Yovan yang tercatat sebagai atlet penyandang disabilitas cabang olahraga blind yudo di National Paralympic Committee Indonesia (NPCI), secara blak-blakan mengakui, dalam mengerjakan UTBK dia kesulitan memahami soal berupa grafik. Kendala itu sudah dia rasakan sejak tiga bulan melakukan persiapan menjelang Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

“Kesulitan saya mengerjakan UTBK cuma pada soal grafik berupa soal numerik dan deretan angka. Seperti biasanya saat belajar mandiri, saya susah membaca grafik. Kendala lainnya sewaktu belajar, kalau screen reader untuk membaca gambar tidak bisa. Selama tiga bulan belajar di rumah itu, saya mempersiapkan UTBK menggunakan aplikasi,” tuturnya, seraya tetap berharap bisa lolos dalam SBMPTN 2020 ini.

Ikut sertanya salah seorang penyandang disabilitas dalam UTBK tersebut, mendapat perhatian khusus Wakil Rektor I bidang Akademik UNS, Prof. Dr. Ahmad Yunus. Dia meninjau langsung dan bertemu dengan Yovan di ruang "Lab Komputer 2" UTBK, untuk memastikan peserta UTBK berkebutuhan khusus itu tidak ada kendala dalam mengerjakan soal ujian.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x