Direktur WHO Ngaku Tak Kaget Jika Angka Kematian Akibat Virus Corona Kembali Meningkat

- 8 Juli 2020, 10:12 WIB
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Dr Mike Ryan.
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Dr Mike Ryan. /

GALAMEDIA - WHO (World Health Organization/organisasi kesehatan dunia) menyatakan, setelah mengalami puncaknya di bulan April 2020, angka kematian akibat Covid-19 (virus corona) di dunia mulai kembali meningkat.

Sedangkan bulan lalu, Juni 2020, kasus positif cenderung meningkat namun untuk angka kematian sempat menurun.

"Seharusnya tidak menjadi 'kejutan' jika angka kematian global virus Corona mulai meningkat lagi. Untuk bulan Juni, dilaporkan kasus Covid-19 di seluruh dunia telah meningkat sementara korban jiwa telah menurun," jelas Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Dr Mike Ryan pada konferensi pers di kantor pusat Jenewa, Selasa (7/7/2020) waktu setempat.

Baca Juga: Tumpulkan Kepentingan China, Indonesia Keluarkan Rp 29 Triliun Borong Pesawat dan Senapan dari AS

Namun, para pejabat WHO memperingatkan bahwa ada jeda antara meningkatnya kasus Corona dengan angka kematian yang tinggi. Butuh beberapa pekan setelah terinfeksi virus Corona untuk mengidap gejala parah dan berpotensi meninggal akibat virus Corona.

"Beberapa di antaranya mungkin keterlambatan, kita mungkin melihat kematian mulai naik lagi karena kita hanya benar-benar mengalami peningkatan yang cepat dalam kasus selama lima hingga enam pekan terakhir," kata Ryan.

"Aku tidak berpikir itu akan menjadi kejutan jika kematian mulai meningkat lagi. Ini akan sangat disayangkan, tetapi itu mungkin terjadi," lanjut Ryan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ngamuk-ngamuk Soal Tol Cisumdawu, Kenapa Ya?

Virus Corona telah menewaskan lebih dari 538.700 orang di seluruh dunia dan setidaknya 130.300 di Amerika Serikat (AS), menurut data Universitas Johns Hopkins.

"Jika Anda membayangkan bahwa di suatu tempat di bulan April dan Mei kami menangani 100.000 kasus per hari, hari ini kami menangani 200.000 kasus per hari, dan itu bukan murni hasil pengujian," kata Ryan.

Ryan menambahkan, bagaimanapun, bahwa ada kemajuan dalam merawat pasien virus Corona dalam menerima pengobatan dengan cepat. Beberapa obat, seperti dexamethasone telah efektif merawat pasien Corona dengan gejala parah dan ketika pengujian meningkat, jumlah kematian menjadi proporsi yang lebih kecil dibandingkan dengan kasus positif Corona.

Baca Juga: Harganya Gila-gilaan, Anggota Ombudsman Sebut Rapid Test Saat Ini Sudah Jadi Komoditas Dagang

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sementara kematian global menunjukkan tanda-tanda naik turun, tetapi tidak dapat diartikan hal tersebut sebagai penanganan pandemi Corona sudah terkendali.

"Leveling dari jumlah kematian secara global adalah karena beberapa negara telah memiliki kasus Corona sebelumnya, tetapi di banyak negara kasus Corona justru sedang meningkat," kata Tedros.

Dr Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO menyebut ada banyak perbedaan antara negara terkait jumlah kematian Corona yang dilaporkan sehingga sulit untuk membandingkannya. Di beberapa negara, peningkatan kematian akibat virus Corona dapat dikaitkan dengan wabah di tempat-tempat dengan populasi rentan yang cenderung mengidap tingkat kematian yang lebih tinggi, seperti panti jompo.

Baca Juga: Donald Trump Tuduh China Sesatkan Dunia, Amerika Serikat Hengkang dari WHO

Negara-negara lain juga harus merevisi jumlah kematian mereka ketika terus meningkat karena banyak kematian yang kemudian dikaitkan dengan virus Corona.

"Kita perlu waktu untuk benar-benar memahami kematian tetapi, setelah mengatakan itu, ada banyak hal yang dapat kita lakukan sekarang untuk mencegah infeksi dan dengan mencegah infeksi, kita pada akhirnya mencegah kesempatan seseorang untuk berkembang menjadi penyakit serius dan kematian," kata Dr Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x