Dukung Penggunaan Energi Terbaru, Inovasi Panel Surya Dioptimalkan

- 8 Juli 2020, 15:07 WIB
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi. (Dok kemenperin)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi. (Dok kemenperin) /

GALAMEDIA - Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Surabaya, salah satu unit litbang milik Kementerian Perindustrian, telah melakukan beberapa riset mengenai implementasi industri 4.0 dalam mendukung penggunaan energi baru terbarukan.

Inovasi ini diharapkan dapat dikembangkan secara manufaktur oleh industri di dalam negeri sehingga mampu mensubstitusi komponen pendukung pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang masih impor.

“Energi baru terbarukan merupakan era masa depan untuk keberlanjutan penyediaan energi dan ketenagalistrikan nasional, termasuk yang menjadi kebutuhan sektor industri,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Rabu 8 Juli 2020.

Baca Juga: Wanita Muda Tewas Usai Terjatuh dari Lantai 13 Sebuah Hotel di Jakarta

Kepala BPPI menjelaskan, sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia masih menggunakan energi fosil (minyak, batubara, dan gas bumi) yang mencapai 81,3 persen pada tahun 2018.

“Di lain pihak, Indonesia kaya akan potensi sumber energi baru terbarukan mulai dari panas bumi, matahari dan juga energi hydro,” ungkapnya.

Oleh karena itu, menurut Doddy, salah satu arah kebijakan dan strategi dalam rangka pemenuhan akses, pasokan energi serta tenaga listrik yang merata dan berkelanjutan adalah peningkatan efisiensi pada pemanfaatan energi dan tenaga listrik melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi smart grid.

Baca Juga: Wapres : Membangun Peradaban Islam, Masjid Tempat Strategis Merekontruksi Cara Berfikir Umat

Hal tersebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yakni pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan peningkatan energi baru terbarukan dari porsi bauran energi nasional 8,6% pada tahun 2019 naik menuju 23% pada tahun 2024.

Doddy menambahkan, teknologi smart grid pada PLTS membutuhkan komunikasi yang efektif antara bagian-bagian yang menjadi aspek penting karena merupakan syarat bagi proses monitoring dan pengendaliannya.

“Pemanfaatan IoT sebagai teknologi pendukung pada smart grid dapat meningkatkan produktivitas dengan merampingkan proses komunikasi serta mampu meningkatkan keakuratan data dan informasi,” imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima galamedianews.

Baca Juga: Sempat Meremehkan, Bolsonaro Jadi Presiden ke Dua di Dunia yang Terinfeksi Virus Corona

Guna mendorong penyediaan energi dan ketenagalistrikan nasional, lanjut Doddy, pemanfaatan energi surya perlu ditingkatkan mengingat lokasi Indonesia berada di garis khatulistiwa. Apalagi, semakin terbatasnya ketersediaan energi fosil dari waktu ke waktu dan dampak penurunan mutu lingkungan akibat emisi CO2 dan bahan partikulat yang cukup besar.

Kepala Baristand Industri Surabaya Aan Eddy Antana menyampaikan, pihaknya ingin memperkenalkan Rekayasa Kontroler MPPT Berbasis Anfis untuk Peningkatan Efisiensi Pembangkit Photovoltaic. Inovasi ini adalah pengembangan kontroler pencari titik daya maksimum (MPPT) yang merupakan salah satu komponen pembangkit Photovoltaic, yang umumnya masih diperoleh secara impor.

“Kami telah menciptakan prototipe kontoler MPPT ini dengan menggunakan kombinasi kontroler cerdas yang telah menunjukan adanya peningkatan kemampuan penyerapan energi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x