Hubungan Makin Tegang, FBI Sebut China Jadi Ancaman Terbesar Bagi AS

- 8 Juli 2020, 17:28 WIB
Presidn Amerika Serikat ke-45 Donald Trump menyalami Presiden Tiongkok Xi Jinping saat KTT G-20 di Jepang. (AFP)
Presidn Amerika Serikat ke-45 Donald Trump menyalami Presiden Tiongkok Xi Jinping saat KTT G-20 di Jepang. (AFP) /

"Dari hampir 5.000 kasus kontra-intelijen aktif saat ini yang sedang berlangsung di seluruh negeri, hampir setengahnya terkait China," sambungnya.

Lebih lanjut Wray juga mengungkapkan, Presiden China Xi Jinping telah mempelopori program yang disebut "perburuan rubah". Program ini menargetkan warga negara China yang tinggal di luar negeri, yang dipandang sebagai ancaman bagi pemerintah China.

Baca Juga: Direktur WHO Ngaku Tak Kaget Jika Angka Kematian Akibat Virus Corona Kembali Meningkat

"Pemerintah China ingin memaksa mereka kembali ke China, dan taktik China untuk melakukan itu mengejutkan," kata dia.

"Ketika tidak bisa menemukan satu target perburuan rubah, pemerintah China mengirim utusan untuk mengunjungi keluarga target di sini, di Amerika Serikat. Pesan yang mereka sampaikan? Target itu memiliki dua pilihan: kembali ke China segera, atau bunuh diri," ungkapnya.

Baca Juga: Tewaskan 2 Juta Orang per Tahun, Zoonosis Diprediksi Bakal Terus Bertambah

Apa yang disampaikan Wray jelas menandakan bahwa Washington sekarang melihat Beijing tidak hanya sebagai musuh yang agresif. Lebih dari itu juga pesaing ambisius dalam kepemimpinan global.

Sebelumnya, sejak wabah Covid-19 terjadi di AS, pemerintahan Trump memang telah melampiaskan kemarahan terhadap China. Terlebih atas respon mereka terhadap virus corona dan spionase ekonomi terhadap undan-undang keamanan nasional baru Hong Kong.***

 

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x