Kasus DBD di Kota Cimahi Meningkat, 265 Terpapar Dengue dan Dua Orang Meninggal

- 9 Juli 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD meningkat di Kota Tasikmalaya.
Ilustrasi nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD meningkat di Kota Tasikmalaya. /PIXABAY/272447

GALAMEDIA - Dua orang warga Kota Cimahi meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD). Untuk itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai penyakit akibat sengatan nyamuk aedes aegypti ini.

"Kasus kematian akibat DBD ada dua orang, di dua kelurahan berbeda. Anak berusia 7 dan 8 tahun. Pertama meninggal di bulan Mei, yang kedua di Juni 2020," ungkap Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Romi Abdurahkman, melalui staffnya Eka Febriana, Rabu 8 Juli kemarin.

Tidak hanya itu, jumlah kasus DBD juga kembali meningkat. Berdasarkan data dari Dinkes Kota Cimahi hingga Juni 2020, tercatat sudah ada 263 warga Kota Cimahi yang terpapar virus dangue akibat gigitan nyamuk.

Baca Juga: Ada Dua Jenderal dalam Pusaran Kasus Maria Lumowa

Rinciannya, Januari ada 55 kasus, Februari  59 kasus, Maret  42 kasus, April  40 kasus, Mei 18 kasus, dan Juni 49 orang. "Mengingat masa penularan sih mestinya udah di curva turun," ucapnya.

Untuk mengantisipasi DBDB, kali ini pihaknya melakukan fogging di RW 02 Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara. pelaksanaan fogging akan disesuaikan dengan anjuran terkini seputar pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19). Seperti menggunakan masker dan physical serta social distancing.

"Kalau memang membutuhkan dan dirasa perlu (baru fogging) dilaksanakan dengan mengutamakan tidak ada kerumunan. Jika ada indikasi perluasan kasus, kita lakukan fogging di tempat-tempat yang terindikasi ada kasus untuk memberantas nyamuk DBD," jelasnya.

Baca Juga: Sebut PBB Dukung Teroris, AS Tak Terima Dinyatakan Langgar Hukum Internasional

Pihaknya juga meminta masyarakat tetap waspada, sebab DBD sulit untuk diprediksi. Apalagi, kata Eka, Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD, yang artinya selalu ada temuan setiap tahunnya.

"Jadi memang Cimahi ini setiap tahunnya selalu ada kasus DBD, jadi kita endemis," jelasnya.

Untuk mengatisipasi penyebaran DBD, masyarakat tetap harus menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing.

"Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri (melakukan PSN), nggak akan ada yang meriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri," imbuhnya.

Baca Juga: Hari Ini, 25 Tahun Silam Duo Asep Bawa Persib ke Babak 8 Besar Liga Indonesia I

Jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan-genangan air. Menurutnya, jika masyarakat menjalankan PSN di rumahnya masing-masing, seperti tidak membiarkan adanya genangan air, kasus DBD pun bisa dicegah.

"Insya Allah kalau masyarakat menerapkan gerakan PSN, nggak akan terlalu melonjak," sebutnya.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x