Teten pun meminta agar para pengusaha bisa segera memulai kembali. Saat ini, sektor usaha yang terhubung dengan platform digital ecommerce jadi salah satu yang bisa bertahan.
Disebutkan Teten, UMKM yang bisa melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk selama pandemi juga bisa tumbuh. Seperti produk makanan dan minuman, juga alat kesehatan dan olahraga, hingga hiburan.
Baca Juga: Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Negara-negara Dunia Kecam Keputusan Turki
Kedepan, pihaknya pun menginginkan agar UMKM siap dengan kultur baru dari pasar yang memungkinkan senang belanja online.
"Cuma untuk masuk ke online tak sekedar terhubung karena saingan dengan brand besar," katanya.
Diungkapkan Teten, masih banyak pengusaha UMKN yang belum tahu harus mengajukan penghapusan pajak atau resktrukturisasi ke lembaga penyalur. Padahal menurutnya hal itu sangat sangat bisa dilakukan untuk meringankan para UMKM.
Apalagi, terang Teten, pemerintah juga telah menyiapkan dana sebesar Rp 124 triliun untuk biaya rekstrukturisasi. Dari jumlah tersebut, Rp 80 hingga Rp 100 triliun diantaranya bisa dijadikan untuk pembiayaan baru.
Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Bos-Bos BUMN Ini Bersuka Ria di Ciwidey, Erick Thohir Ngambek Enggak Ya
Nol
PT Tama Cokelat Indonesia, salah satu UMKM di Kabupaten Garut merupakan salah satu yang sempat terpuruk selama masa pandemi Covid-19. Bahkan pada bulan April 2020, perusahaan yang memproduksi berbagai jenis makanan cokelat dengan merk Chocodot ini penjualannya hampir nol.
"Bulan Maret mulai ada penurunan, April hampir benar-benar nol. Mei baru bisa jual produk karena ada momentum hari raya. Di bulan Juli ini kami baru bisa produksi lagi," ujar Kiki Gumelar, pemilk PT Tama Cokelat Indonnesia.