Batik Diakui Sebagai Kerajinan China, Komarudin : Jangan Takut, Batik Tetap Milik Indonesia

- 13 Juli 2020, 14:11 WIB
Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia (YBI), Komarudin Kudya Saat menyaksikan proses rintang disalah satu stan pameran kain di China,
Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia (YBI), Komarudin Kudya Saat menyaksikan proses rintang disalah satu stan pameran kain di China, /whatsapp/

Menurut Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) ini, tradisi merintang warna kalau di Indonesia membatik, sudah dilakukan bangsa-bangsa di luar indonesia, seperti teknik Shibori yang pada awalnnya dikenalkan oleh bangsa China (bukti peninggalan kain yang dilestarikan di Shoso-in) yang dikenal ada tiga teknik yaitu, Kokechi (teknik ikat dan diikat rintang), kemudian roekechi (teknik menggunakan rintang lilin), dan Teknik Kyokechi yakni teknik melipat kain dengan dijepit diantara balok yang berukir.

Baca Juga: Terseret Agenda Pribadi Meghan Markle, Tinggal di Los Angeles Pangeran Harry Merasa Kehilangan Arah

"Sebagian orang menuturkan bahwa istilah kechi bukan asli dari istilah Jepang asli, akan tetapi dari China (Xie) yang memiliki arti sebagaimana dibuktikan dengan penggunaannya sebagai akhiran untuk tiga proses, dan hanya satu yang merupakan shibori (asli Jepang," jelasnya.

Jadi lanjut Komarudin, teknik membatik asli Indonesia sangat berbeda dengan China, dan mereka telah memiliki dan menamai teknik mereka seperti disbeut di atas.

Oleh karena itu, lanjut Komarudin, bangsa dan warga Indonesia jangan takut dan terlalu khawatir dengan pengakuan dari China tersebut. Justru hikmah dari pengakuan ini, akan muncul rasionalisme dari masyarakat Indonesia.

"Kita tahu pada tahun 2009 lalu, saat Malaysia mengakui batik sebagai warisan Malaysia. Seluruh masyarakat Indonesia turun dan membela, bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda asal Indonesia," jelasnya.

Seperti diketahui bersama kata Komarudin lagi, batik Indonesia sudah diakui dunia dalam hal ini UNESCO, bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. Dari pengakuan tersebut, maka setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.  

Baca Juga: Permudah Masyarakat Berzakat, Ridwan Kamil Minta Baznas Jabar Berinovasi

Komarudin pun sedikit menantang kepada negara di luar Indonesia untuk mengakui batik sebagai kekayaan negaranya. "Justru mereka akan berhadapan dengan masyarakat Indonesia yang secara nasionalisme mereka tidak mau kekakayaan bangsa dan negaranya diakui oleh bangsa lain, termasuk batik," ujarnya.

 

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x