Banjir Besar China Sengaja Dibuat Sebagai Konspirasi Tutupi Bukti Virus Corona

- 13 Juli 2020, 21:30 WIB
Banjir di wilayah China. (newindianexpress)
Banjir di wilayah China. (newindianexpress) /

GALAMEDIA - Pengamat Intelijen asal Negara India mengungkapkan fakta mengejutkan di balik banjir bandang di China bagian selatan dan timur setelah pintu air Three Gorges Dam (Bendungan Tiga Ngarai) dibuka.

Kota-kota di bawah dam raksasa Three Gorges Dam, seperti Wuhan mengalami banjir bandang terbesar yang belum pernah terjadi.  Ini bertepatan dengan kedatangan tim pakar Organisasi Keseharan Dunia (WHO) ke Wuhan untuk menyelidiki asal usul Covid-19 (Virus Corona).

Pemerintah China, Senin (13/7/2020) menyatakan sebanyak 433 sungai di seluruh China meluap hingga menyebabkan banjir sejak Juni, di mana 141 orang tewas atau hilang akibat banjir parah di tengah dan hilir Sungai Yangtze.

Baca Juga: Artis FTV Berinisial HH Ngaku Nginap di Hotel Berbintang Bersama Seorang Pria

Melansir global times, Kementerian Sumber Daya Air China merilis ketinggian air 109 sungai telah melampaui batas aman dan ketinggian air 33 sungai mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah.

Namun pensiunan Kolonel Angkatan Darat India, Vinayak Bhat mengungkap fakta tersembunyi  soal waktu pembukaan pintu air Three Gorges Dam.

Vinayak seperti dilansir India Today dan kemudian dikutip taiwannews.com.tw, mengungkap pembukaan pintu air Three Gorges Dam lebih cepat dari yang diumumkan pemerintah China dan volume air yang dilepaskan juga lebih banyak dari yang diakui pemerintah China.   

Administrasi Meteorologi Tiongkok (CMA) telah mengeluarkan peringatan hujan lebat di seluruh China sepanjang Juni, baru pada tanggal 29 Juni pemerintah China  mengakui telah membuka dua pintu air Three Gorges Dam.

Baca Juga: Perwira Tinggi Hamas Dikabarkan Membelot Menjadi Mata-Mata Zionis Israel, 16 Tentara Ikut Terlibat

Tapi berdasarkan gambar satelit, ada indikasi pintu air dibuka dari setidaknya lima pintu besar  dan lima pintu kecil pada tanggal 24 Juni, lima hari sebelum diumumkan pemerintah China.

Stasiun Pemantauan Hidrologi Kota Chongqing pada 22 Juni mengeluarkan peringatan banjir merah pertama dalam 80 tahun untuk Sungai Qijiang yang berada di bawah Three Gorges Dam.

Namun, menurut Vinayak, ketinggian air di Three Gorges Dam pada 24 Juni, dua hari setelah banjir besar di hulu, sebenarnya lebih rendah 15 meter dibandingkan dengan foto dari 27 Oktober 2017, ketika pintu air semua ditutup.

Baca Juga: Ayahnya Meninggal, Ivan Gunawan Meminta Jangan Dikaitkan dengan Isu Pernikahan

Berdasarkan ketinggian air Pulau Zhongbao (ada di Three Gorges Dam), Vinayak, yang merupakan konsultan intelijen open source (OSINT) menegaskan bahwa mengingat ketinggian air 15 meter lebih rendah dari 2017, tidak perlu membuka pintu air seperti yang dilakukan 24 Juni.

Pada tanggal 27 dan 28 Juni, beberapa video yang diposting di media sosial menunjukkan kota Yichang, yang terletak tepat di bawah Bendungan Tiga Ngarai, mengalami banjir besar.

Penduduk dikutip di media sosial sebagai curiga bahwa banjir adalah akibat pemukaan pintu air Three Gorges Dam untuk menghilangkan tekanan pada bangunannya, sementara warga biasa di bawah menjadi korban.

Di sisi lain, citra satelit terbaru, bendungan tampaknya melepaskan lebih banyak air daripada yang secara resmi dinyatakan oleh pemerintah China. Pada 29 Juni, Beijing mengakui telah membuka dua pintu air di bendungan.

Baca Juga: Warna Zona di Jabar Akan Berubah Mengikuti Gugus Tugas Pusat, dari Lima jadi Empat

Media pemerintah China CGTN pada 3 Juli mengklaim bahwa Bendungan Tiga Ngarai membuka "tiga outlet pembuangan banjir" pada 2 Juli.

CGTN kemudian mengklaim bahwa laju aliran banjir mencapai 50.000 meter kubik per detik, sementara aliran keluar telah "dikendalikan" pada tingkat harian rata-rata 35.000 meter kubik per detik, diduga mengurangi 30 persen dari debit puncak Sungai Yangtze, yang "secara efektif mengurangi tekanan pengendalian banjir di bagian tengah dan hilir sungai."

Namun, gambar satelit dari 9 Juli tampaknya menunjukkan semua gerbang banjir di bendungan telah dibuka. Pintu air Three Gorges Dam terdiri dari 23 outlet bawah dan 22 pintu air permukaan.

Vinayak mengatakan kepada Taiwan News bahwa berdasarkan perkiraannya, semua pintu air setidaknya sebagian terbuka dengan setidaknya lima gerbang besar terbuka penuh.

Baca Juga: Diserbu Ribuan Netizen Klaim Batik asal China, Xinhua Akhirnya Ralat Pernyataanya

Dia mengatakan bahwa mengingat bahwa bendungan memiliki integritas struktural untuk menahan tingkat air yang jauh lebih tinggi di masa lalu, tidak perlu membuka pintu air secepat 24 Juni.

Vinayak menduga membuka pintu air begitu cepat adalah "agar semua bukti terhapus sebelum perwakilan WHO mengunjungi rumah sakit dan laboratorium Wuhan."

Sementara tim pendahulu WHO berada di ibu kota China Beijing akhir pekan lalu untuk meletakkan dasar penyelidikan asal-usul pandemi virus corona.

WHO mengatakan pekan lalu bahwa dua ahli - seorang spesialis kesehatan hewan dan seorang ahli epidemiologi - mulai bekerja Sabtu (11/7/2020) tetapi pada hari Ahad (12/7/2020) malam masih belum ada informasi mengenai nama spesialis yang diterjunkan, jadwal perjalanan, dan agenda mereka.

Baca Juga: Ada Mafia Rusia dan India Dibalik Binis Pinjaman Online Ilegal di Indonesia

Pihak berwenang China juga tidak membuat pernyataan tentang kedatangan tim WHO tersebut. Bahkan media China tidak memberitakan kedatangan pakar WHO ini.

Tidak ada lembaga China, termasuk Chinese Centre for Disease Control and Prevention, yang mengkonfirmasi bahwa mereka akan bertemu atau berunding dengan para ahli WHO.

Sebelumnya Associated Press melaporkan bahwa kedua pakar itu berada di Beijing pada hari Sabtu dan Ahad. Misi mereka adalah bekerja dengan pejabat kesehatan dan ilmuwan China untuk mempersiapkan satuan tugas internasional yang dipimpin oleh WHO pada tanggal yang tidak disebutkan.

Kedatangan tim WHO tersebut secara luas dipandang sebagai cara untuk membawa lebih banyak transparansi dan kerja sama dalam pencarian asal-usul hewan dari virus, pertama kali diidentifikasi di Wuhan di China tengah akhir tahun lalu.

Baca Juga: Soal Valentino Rossi Tanda Tangani Kontrak dengan Timnya, Begini Kata Manajer Petronas SRT Yamaha

Media pemerintah China baru memberitakan kedatangan tim WHO ke Beijing Senin (13/7/2020).

Melansir global times, Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, pada briefing Senin mengatakan kedua pakar WHO tiba di China dengan izin pemerintah Tiongkok dan mengadakan diskusi dengan para ahli China tentang pekerjaan penelusuran virus.

Hua berkata, "Kami telah mencapai konsensus dengan WHO bahwa pelacakan virus adalah masalah sains, sehingga diperlukan para ilmuwan di seluruh dunia untuk bekerja sama dan melakukan penelitian di seluruh dunia."

Dia mengatakan WHO juga percaya bahwa pelacakan virus dapat melibatkan banyak negara dan wilayah, dan WHO akan melakukan penyelidikan serupa di bagian lain dunia.

Baca Juga: 54 Karyawan RRI Positif Corona, Hasil Swab Test Pertama dan Kedua Berbeda Jalani Tes Ketiga

Sebanyak 433 sungai di seluruh China telah dibanjiri sejak Juni, dengan 141 orang tewas atau hilang ketika hujan lebat menyebabkan banjir parah di tengah dan hilir Sungai Yangtze.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x