China Kian Ambisi Klaim Laut China Timur, Jepang Sebut Beijing Ancaman Serius Dibanding Korea Utara

- 14 Juli 2020, 19:53 WIB
Kepulauan di Laut China Timur. (DW)
Kepulauan di Laut China Timur. (DW) /



GALAMEDIA - Pemerintah Jepang menuding China kian berambisi untuk mengklaim teritorialnya di Laut China Timur. Hal ini atas dasar kajian pertahanan tahunan negara yang berada di timur wilayah Korea.

Saat ini, para analis bahkan menyebut Beijing telah menjadi ancaman jangka panjang dan lebih serius daripada Korea Utara dengan senjata nuklirnya.

Pemerintah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyetujui kajian yang mengatakan China terus berusaha untuk mengubah status quo di Laut China Timur dan Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Ducati Nyatakan Andrea Dovizioso Siap Bertarung pada MotoGP Spanyol 2020 di Sirkuit Jerez

Beijing juga menyebarkan disinformasi sambil memberikan bantuan medis kepada negara-negara yang terpukul keras oleh wabah pandemi corona.

Buku putih itu menggambarkan intrusi tanpa henti oleh kapal-kapal China di perairan sekitar sekelompok pulau yang diklaim oleh kedua negara di Laut China Timur, yang dikenal sebagai Senkakus oleh Jepang dan Diaoyus oleh China.

Hal ini juga merujuk pada penciptaan dua distrik administratif sepihak China di Laut Cina Selatan, di mana Beijing memiliki klaim yang tumpang tindih dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Baca Juga: Sang Kekasih Terciduk Kasus Prostitusi Online, Begini Curhatan Kriss Hatta Soal Hana Hanifah

Kedua distrik, bernama Xisha dan Nansha, masing-masing menggunakan nama China untuk menyebut Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly yang disengketakan.

Buku putih itu muncul ketika sekutu keamanan Jepang, Amerika Serikat (AS), mengeluarkan tantangan langsung terhadap klaim di Laut China Selatan oleh Beijing.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan untuk menolak semua klaim China di luar wilayah teritorial 12 mil laut di sekitar Kepulauan Spratly.

Baca Juga: Menpan RB Instruksikan Kantor Pemerintah Hanya Diisi Maksimal Sebanyak 50 Persen ASN

Washington telah berdebat dengan Beijing tentang berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga tanggapan virus corona dan aksi China terhadap hak asasi manusia.

Meskipun Abe telah menjadi pendukung setia AS, ia juga telah fokus membangun hubungan yang lebih dekat dengan China yang merupakan mitra dagang terpenting Jepang setelah AS yang telah dirusak oleh perselisihan mengenai pendudukan perang dan perselisihan wilayah.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x