Jabar Miliki 1.300 Titik Blank Spot, Belajar Dari Rumah Secara Online Tak Bisa Dilaksanakan Full

- 16 Juli 2020, 15:53 WIB
Ilustrasi belajar dari rumah.
Ilustrasi belajar dari rumah. /

GALAMEDIA - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) pada semester ini. Namun, pelaksanaan PJJ di Jabar tidak bisa dilaksanakan full secara online. Karena di Jabar ada sekitar 1.300 titik blank spot.

Sehingga di daerah ini kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan offline (luring). Menurut Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi ke-1.300 titik itu berada di daerah utara dan selatan Jabar.

"Rata-rata memang berada di kawasan hutan. Jadi mau operator apapun juga tidak akan ada sinyal di daerah itu," kata Dedi saat jumpa pers di Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kamis (16/7/2020).

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 0 Persen

Menurutnya di daerah ini, KBM-nya menggunakan modul pembelajaran. Modul yang sudah disipkan disdik dikirimkan oleh PT Pos ke setiap rumah siswa. "Kita kerjasama dengan PT Pos untuk membagikan modul tersebut," ujarnya.

Dikatakan, satu waktu nanti guru akan mengumpulkan para siswa di daerah tersebut untuk bertemu dan melaksanakan KBM. Guru akan menjelaskan menggunakan infocus dan pembelajaran komunikatif lainnya.

Dalam BDR ini, pihaknya sudah membuat juknis tentang PJJ/BDR. Hal terpenting dalam pembelajaran PJJ memang adanya  kuota internet. Terkait hal ini, sekolah bisa menganggarkan kuota internet bagi siswa dari anggaran Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPD) atau iuran bulanan yang dialokasikan dari APBD Jabar.

Baca Juga: Pengembang, Aparat Kelurahan, dan Warga di Baleendah Kompak Keruk Saluran Air

"Dengan begitu, siswa orangtua tidak dibebankan dengan kuota lagi," tegasnya.

Diakui Dedi, sebelumnya pihaknya sudah melakukan survei soal KBM Online. Hasil survei tersebut, katanya orangtua dan siswa memang merasa terbebani dengan kuota internet. Oleh sebab itu, anggaran dari BOPD bisa digunakan untuk pembelian kuota internet bagi siswa.

Selain itu, lanjut Dedi hasil survei tersebut juga PJJ harus dilaksanakan secara mandiri, artinya siswatidak perlu didampingi oleh orangtua. Namun, komunikasi orangtua dengan guru atau wali kelas termasuk pengawas tetap terjalin dengan baik melalui aplikasi chatting whatsapp.

Baca Juga: Turut Periksa Protokol Kesehatan, Polda Jabar Gelar Razia Kendaraan Bermotor Selama Dua Pekan

"Selama pengalaman sistem daring semester lalu, bahwa tugas memang seringnya membebani siswa. Oleh sebab itu, materi pembelajaran daring saat ini  harus konseptual dan kontekstual. Tidak monoton," ujarnya.

Di samping itu, ia menambahkan bahwa kemampuan belajar siswa secara online hanya sekitar 2-4 jam. Maka hal ini harus menjadi pertimbangan para pendidik.

Diakuinya, selama ini tidak ada sekolah yang melakukan KBM tata muka, sebab keselamatan dan kesehatan siswa yang diutamakan.

Baca Juga: Isu 'Menakutkan' Merebak di Kalangan Pejabat dan ASN Kabupaten Sumedang

"Masih ada indikator yang belum dilaksanakan seluruhnya oleh sekolah dalam menekan penyebaran Covid-19 ini. Jadi belum ada sekolaj yang melaksanakan KBM tatap muka, sekalipun di zona hijau seperti Kota Sukabumi," ujar Dedi.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x