Update Gempa Turki-Suriah: Korban Tewas Melebihi 12.000 Orang, Erdogan Mengakui Ada Masalah Penanganan Gempa

- 9 Februari 2023, 10:36 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan orang-orang setelah gempa bumi mematikan di Kahramanmaras.
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan orang-orang setelah gempa bumi mematikan di Kahramanmaras. /Murat Cetinmuhurdar/Kantor Berita Kepresidenan/Handout via REUTERS/

GALAMEDIANEWS - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengakui adanya kesulitan dalam respon awal pemerintah terhadap gempa bumi dahsyat di Turki selatan, yang memicu kemarahan di antara orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan frustasi atas lambatnya tindakan tim penyelamat.

Dalam kunjungannya ke zona bencana, Erdogan mengatakan bahwa operasi sekarang berjalan normal dan berkomitmen bahwa tidak ada yang akan kehilangan tempat tinggal karena jumlah korban tewas di Turki dan negara tetangganya, Suriah, mencapai 12.000 orang, sebagaimana dikutip dari media Reuters  pada hari Kamis, 9 Februari 2023.

Baca Juga: Gado-Gado Rendah Kalori, Aman Untuk Menu Diet, Sehat dan Kaya Akan Serat, Begini Cara Buatnya

Jumlah korban tewas yang telah dikonfirmasi meningkat menjadi 9.057 orang di Turki pada hari Rabu, dan di Suriah telah meningkat menjadi setidaknya 2.950 orang, menurut pemerintah dan sebuah badan penyelamat yang beroperasi di wilayah barat laut

Di sebagian besar wilayah selatan Turki, masyarakat mencari tempat berlindung sementara dan makanan di tengah cuaca dingin, menunggu dengan rasa takut tumpukan reruntuhan di mana kerabat dan teman-teman mereka mungkin masih terkubur.

Tim Penyelamat sedang berupaya melakukan evakuasi pada korban yang terjebak di rerunuhan bagunan, dan masih menemukan sejumlah orang yang masih hidup.

Baca Juga: Inilah 3 Tanaman dalam Rumah yang Baik untuk Kesehatan Mental Anda

Namun, banyak warga Turki yang mengeluhkan kurangnya peralatan, pengalaman, dan dukungan dalam melakukan penyelamatan terhadap orang-orang yang menjadi korban, bahkan terkadang mereka masih mendengar teriakan minta tolong.

"Di mana negara? Ke mana saja mereka selama dua hari ini? Kami memohon kepada mereka. Biarkan kami melakukannya, kami bisa mengeluarkan mereka," kata Sabiha Alinak di dekat sebuah bangunan yang runtuh dan tertutup salju di kota Malatya di mana kerabatnya yang masih muda terjebak.

Halaman:

Editor: Nalarya Nugraha

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x